Kucing yang sehat juga perlu berkunjung ke dokter hewan
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID -- Banyak Pawrents masih enggan mengunjungi dokter hewan. Meski ada kenaikan angka kunjungan setiap tahun, peningkatannya masih cukup kecil, kok bisa begitu?
Hasil berdasarkan survei internal yang dilakukan Royal Canin dari 2019 menunjukan hanya 29,5 persen pemilik hewan peliharaan atau pawrent pernah membawa anabul mengunjungi layanan dokter hewan. Sebagian besar dari mereka memutuskan untuk mengunjungi dokter hewan hanya ketika diperlukan sebagai upaya kuratif, bukan upaya preventif.
Padahal, menurut Vet Pillar Head of Royal Canin Indonesia Andrian Donny Bustaman, pemeriksaan dokter hewan sangat diperlukan dalam berbagai kondisi.Menurut Andrian, banyak alasan yang menyebabkan pawrent enggan ke dokter hewan.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Mayoritas menyatakan jumlah layanan dokter hewan di sekitar area pemukiman yang kurang memadai."Kedekatan jarak diidentifikasi sebagai faktor signifikan pada kunjungan dokter hewan," ujar Andrian.
Jarak yang jauh menjadi kendala utama pemilik hewan peliharaan untuk membawa hewan peliharaannya ke dokter hewan. Sedangkan jarak yang dekat dan mobilitas yang efisien menjadi alasan utama pemilik hewan peliharaan memilih klinik dokter hewan yang akan dikunjungi.
Saat ini, rasio antara klinik dokter hewan dan populasi hewan peliharaan sangat tidak proporsional, yaitu 1:21.000. Sementara itu, rasio antara jumlah dokter hewan dibandingkan dengan populasi hewan peliharaan adalah 1:9.100.
Sebagai upaya untuk mengatasi masalah itu, Royal Canin menjalankan dua kampanye lokal, yaitu #AyokeDokterHewan dan #AyoVaksinasi. Program ini meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan kucing dan anjing.
Setelah beberapa tahun berjalan, Andrian menyatakan, pawrents yang membawa anabulnya ke dokter hewan sudah meningkat. Pada 2022, menurut data Royal Canin, kini sudah 30 persen pawrent mau membawa anabul ke dokter hewan.
