Lentera

Studi Ini Ungkap Waktu Rata-rata Orang Indonesia Memutuskan Ganti Ponsel

Ilustrasi orang-orang memakai ponsel pintar.
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat akan membeli ponsel pintar, seseorang tentu menyesuaikan dengan banyak hal. Kebutuhan, fitur yang disukai, preferensi merek, serta kemampuan finansial termasuk beberapa di antaranya. Ada orang yang menggunakan satu ponsel sama dalam waktu lama, sedangkan ada juga yang kerap mengganti perangkatnya.

Di era modern, pemakaian ponsel sudah jadi hal lumrah di berbagai kalangan. Masifnya penggunaan smartphone di Indonesia mendorong perusahaan riset Populix untuk mengulas lebih jauh seputar pola pembelian ponsel oleh masyarakat.

Studi berjudul "Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior" itu dilakukan menggunakan metode survei secara daring, melibatkan 1.096 responden laki-laki dan perempuan. Hasilnya, cukup banyak responden yang mengganti ponsel mereka kurang dari tiga tahun terakhir.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Tujuh Hasil Mencengangkan dari Survey Pornografi Pada Anak-Anak

Secara lebih rinci, sekitar 36 persen dari responden mengganti ponselnya sekitar satu hingga dua tahun yang lalu. Sebanyak 28 persen melakukan penggantian dalam kurun waktu kurang dari setahun yang lalu, 22 persen mengganti dalam dua sampai tiga tahun lalu.

Hanya sebagian kecil yang mengganti ponsel lebih dari tiga tahun yang lalu. Motivasi responden untuk mengganti perangkat pun beragam, termasuk ponsel yang digunakan tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru (38 persen), atau kapasitas memori smartphone telah mencapai batas maksimal (33 persen).

Ada 14 persen responden yang mengganti ponsel karena ingin memiliki perangkat dengan fitur terbaru. Alasan lain, karena brand smartphone favorit mengeluarkan seri terbaru (enam persen), atau ingin mengikuti perkembangan tren smartphone terkini (dua persen).

Baca Juga: Membidik Kapal ‘Going Merry’ yang Pernah Berlabuh di PIK

"Alasan-alasan ini sejalan dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh responden saat membeli smartphone baru, seperti besaran RAM dan kapasitas memori yang ditawarkan," ungkap Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu melalui pernyataan resminya.

Selain itu, mayoritas responden lebih suka membeli smartphone baru (95 persen) daripada yang second (lima persen). Untuk membeli smartphone baru, responden lebih suka untuk berbelanja secara langsung di toko (77 persen) karena merasa lebih aman dan terpercaya (82 persen).

Selain itu, mereka jadi dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum membelinya (74 persen). Sebanyak 35 persen merasa bahwa sistem pembayaran dengan membeli langsung di toko lebih aman, juga bisa menikmati promo khusus (21 persen).

Baca Juga: Karakter Squidward Jadi Inspirasi Kedewasaan Album Ketiga Kunto Aji

Hasil survei yang dilakukan Populix pada Agustus 2023 itu juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa cukup dengan memiliki satu ponsel (67 persen). Sementara itu, 30 persen dari responden memilih untuk menggunakan dua smartphone.

Sebanyak dua responden menggunakan tiga smartphone, dan satu persen responden memiliki lebih dari tiga smartphone. Ada beberapa alasan yang mendasari responden memiliki lebih dari satu smartphone, seperti penggunaan masing-masing ponsel untuk berbagai tujuan yang berbeda (80 persen).

Ada yang menjadikan ponsel lainnya sebagai cadangan (47 persen) dan berusaha meningkatkan kapasitas memori (29 persen). Sebagian beralasan memakai kartu SIM dari operator seluler yang berbeda di setiap ponsel (15 persen), serta membandingkan paket yang ditawarkan oleh operator seluler dan mencari yang sesuai dengan kebutuhan (13 persen).