Lentera

Tujuh Hasil Mencengangkan dari Survey Pornografi Pada Anak-Anak

Anak-anak sudah banyak yang akrab dengan ponsel, bahkan sudah ada yang terpapar pornografi.

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak muda kini bisa terlihat lebih dewasa dari umurnya, cukup hanya dengan beberapa klik saja dari konten eksplisit di dunia digital. Seorang pegiat teater, Abbey Wright, melakukan survey kepada 10.000 anak-anak dan anak muda antara 2016 hingga 2022, menanyakan tentang pornografi.

Mereka berasal dari seluruh Inggris dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ia bertemu anak-anak di ruang kelas, teater remaja, dan komunitas, ia juga mendatangi anak-anak di kota-kota seperti Dundee, Cornwall, Derby, Pembrokeshire, dan Newcastle.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Wright melakukan penelitian ini sebagai bagian dari pembuatan dua musikal barunya, Why is the Sky Blue? (Southwark Playhouse) dan You Don’t Need to Make A Big Song and Dance Out of It (National Theatre Connections Festival). Dua teaternya itu dibuat dengan kolaborator Matt Regan dan Shireen Mula, serta diproduksi oleh Tackroom.

Ketika ia masuk ke sebuah ruangan dengan anak-anak berusia enam tahun, ia akan bertanya ‘Apa bagusnya internet?’ atau ‘Apa yang buruk tentang internet?’. Ia sangat berhati-hati untuk tidak menggunakan kata “P” atau memperkenalkan subjek.

Untuk kelompok usia yang lebih tua (14 tahun ke atas), ia akan mulai dengan mengajukan pertanyaan terbuka seperti ‘Apa pendapat kamu tentang pornografi?’ Dan ia akan mengikuti alur pembicaraan, berhati-hati untuk tidak menghakimi atau mempengaruhi mereka.

Saat bertemu dengan begitu banyak anak-anak dan remaja serta mendengarkan mereka berbicara tentang pengalaman mereka, ia menjadi sadar betapa luas dan kompleksnya subjek ini. Ketakutannya adalah bahwa paparan pornografi secara dini dan berulang-ulang akan merusak hubungan dan cinta antarmanusia.

“Saya juga khawatir hal ini tidak diketahui, kita tidak perlu takut untuk berbicara kepada anak-anak tentang pornografi, dan menemukan bahasa yang tepat untuk hal tersebut,” ungkap Wright dilansir dari The Guardian, Ahad (17/9/2023).

Inilah tujuh hal yang ia temukan dari hasil survey tersebut.

1. Anak usia enam tahun dihadapkan pada pornografi

Setiap kali Wright mengatakan kepada orang tua dari seorang anak bahwa banyak anak berusia enam tahun telah melihat pornografi, mereka berkata ‘Oh, anak saya belum pernah’. “Jika kalian memberikan ponsel di tangan seorang anak, maka kalian meletakkan pornografi di tangan anak tersebut… jangan lakukan itu kecuali kalian siap untuk berbicara dengan mereka tentang pornografi,” ungkap seorang remaja dari Chichester.

Wright terkejut saat mengetahui bahwa anak-anak berusia enam tahun sering kali menemukan pornografi dalam media digital. Ini sering kali berupa pop-up, atau diperkenalkan oleh teman yang lebih tua atau saudara kandung.

 

 

 

2. Anak usia sembilan hingga 11 tahun sering terpapar pornografi

Ketika ia berbicara dengan anak-anak sekolah dasar berusia antara sembilan dan 11 tahun, terlihat jelas bahwa banyak anak-anak dalam kelompok usia ini akrab dengan hal-hal keras di internet. Seorang gadis berusia delapan tahun di Stoke-on-Trent mengatakan kepadanya, bahwa ia sedang menonton cara membuat slime, tetapi muncul video orang tanpa pakaian. 

“Mengapa hal itu bisa muncul di internet? Mengapa orang menaruhnya di sana, karena jika orang tahu anak-anak kecil (empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, 10) akan melihatnya, bukankah mereka akan malu?” kata gadis itu.

Seorang anak berusia 14 tahun di Dundee menceritakan tentang pekerjaan ayahnya yang merupakan guru. Di sekolah dasar ayahnya itu, anak-anak sudah banyak yang memegang ponsel, sehingga sang ayah harus berurusan dengan anak yang saling kirim gambar pornografi. 

3. Anak laki-laki usia 12 tahun ada yang kecanduan pornografi

Wright sangat terkejut dengan percakapannya dengan seorang anak laki-laki di London, berusia 12 tahun. Anak laki-laki itu mengatakan kepadanya bahwa dia kecanduan pornografi tetapi ayahnya membantunya melewatinya. Anak itu telah menonton pornografi beberapa kali sehari.

“Ketika saya bertanya kepada Helen, seorang aktor pornografi dari Surrey, bagaimana perasaannya mengenai kenyataan bahwa anak-anak menonton pornografi, dia berkata, ‘Ini membuat saya khawatir. Saya khawatir itu bisa menjadi hal yang sangat merugikan. Anak-anak tidak mempunyai konteks untuk memahami bahwa pornografi itu tidak nyata’,” papar Wright.

4. Remaja belajar seks lebih banyak dari video porno dibandingkan di kelas

Pendidikan seks di sekolah secara universal diejek oleh anak-anak muda yang ia ajak bicara, karena dianggap tidak terlalu membantu atau sama sekali kurang. Mulai dari video gaya tahun 90-an yang penuh dengan metafora hingga yang bersifat religius.

Seperti yang dikatakan oleh seorang remaja berusia 16 tahun, bahwa orang dewasa pada umumnya takut berbicara dengan anak muda tentang pornografi. Orang tua telah melahirkan anaknya sejak masih bayi dan mereka ingin mempertahankan versi polos itu.

Sebagai orang tua, Wright sepenuhnya bersimpati dengan betapa rumitnya hal ini. Namun dalam percakapan yang ia lakukan, ia menemukan banyak anak-anak dan remaja yang sangat ingin berbicara dengan orang dewasa tentang pornografi, seks, dan hubungan intim.

5. Bagi banyak anak muda, pornografi adalah cara mengenal seks

Seorang pria berusia 20 tahun dari Cardiff berbicara tentang bagaimana pornografi dapat membentuk preferensi seksualnya. “Saya menemukan itu adalah pintu gerbang menuju seksualitas saya,” kata Wright menceritakan kalimat yang diucapkan pria tersebut.

 

 

6. Pornografi menghalangi generasi muda untuk berhubungan dengan dunia nyata

Gagasan bahwa pornografi menghalangi orang untuk berhubungan satu sama lain, tampaknya menjadi inti dari percakapan yang luas ini. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun di Truro mengatakan bahwa hal ini membuatnya menutup diri.

Mereka merasa menjalin hubungan itu sulit dan rumit tetapi dengan pornografi, itu hanya dua klik saja, apa pun yang diinginkan, kapan pun itu, bisa dilakukan sendiri, tanpa orang lain, serta tidak perlu meninggalkan rumah. “Namun menurut saya, hal ini membuat generasi muda kurang terampil dalam bersosialisasi,” ucap Wright.

7. Sangat sedikit anak muda yang tahu dampak buruk pornografi

Seperti yang diungkapkan oleh anak muda lainnya dari Birmingham bahwa ia tidak tahu konsekuensi dari generasi muda yang tumbuh dengan menonton pornografi sejak sekolah dasar. “Mereka belum tahu seberapa besar dampak buruknya,” kata Wright.