Genta

Karakter Squidward Jadi Inspirasi Kedewasaan Album Ketiga Kunto Aji

Penyanyi dan penulis lagu Kunto Aji dalam sesi dengar album ketiganya, Pengantar Purifikasi Pikir, di Gripa Studio Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2023).
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Inspirasi dalam menghasilkan sebuah karya bisa datang dari mana saja. Sesederhana penyanyi dan penulis lagu Kunto Aji, kala melihat karakter Squidward dan Spongebob.
 
Meski bukan menjadi satu-satunya inspirasi, dua karakter itu menjadi salah satunya. Kunto melihat bagaimana adanya keseimbangan hidup dalam Squidward dan Spongebob. Apalagi mereka bertetangga dan sangat menunjukkan perbedaan yang lugas.
 
“Ada satu meme yang saya lihat di sosmed tentang Spongebob, gimana kita semakin dewasa justru semakin relate dengan Squidward daripada Spongebob,” ucap Kunto dalam konferensi pers album ketiganya, Pengantar Purifikasi Pikir, di Gripa Studio Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2023).
 
Karakter Squidward yang selalu dipertontonkan dalam serial kartun “Spongebob Squarepants”, digambarkan sebagai sosok yang skeptik dan defensif. Ia terlihat menghindari kesenangan dan memilih untuk membangun benteng perasaannya, sehingga ia lebih terlihat sering menyendiri dan melakukan hal yang disenangi saat waktu luang.
 
Ternyata, kedewasaan membawa banyak orang kepada pengalaman tentang kehidupan dunia, merasakan rasa sakit, ditipu, bahkan menjadi seperti Squidward yang paling anti dengan orang ‘happy go lucky’.
 
“Mereka menjadi skeptik karena kedewasaan. Itu proses. Dan si Squidward ini sebenarnya ada untuk melindungi Spongebob, karena dia nggak mau sakit hati, nggak mau ditipu. Kita semakin dewasa, semakin merasakan itu,” papar Kunto.
 
Dalam diri setiap manusia, pasti ada sifat Squidward dan Spongebob, skeptik akan sesuatu tetapi tetap harus menemukan fun dalam menjalani hidup. Seperti album terbarunya Pengantar Purifikasi Pikir, yang sebagian besar musiknya dimainkan dengan tempo cepat, artinya tidak akan melow.
 
Sembilan lagu dalam album ini adalah “Melepas Pelukan Ibu”, “Asimetris”, “Jangan Melamun Saat Hujan”, “Jernih”, “Rona Merah Langit”, “Orang Asing dalam Cermin”, “Perjalanan Menawar Racun”, “Urip” dan “Urup”.
 
Lagu “Urip” dan “Urup” ini sendiri memiliki makna, bahwa ketika tidur, semua manusia sebenarnya mati. Lalu dihidupkan kembali ketika bangun di pagi hari, dengan jiwa yang lebih berenergi dan siap melakukan hal baru yang lebih berani.