Mi Instan, Lebih Sehat dari Proses Produksi Goreng atau Oven?
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID — Mi instan adalah salah satu makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan, Indonesia masuk dalam daftar tiga besar negara yang mengonsumsi mi instan tertinggi di dunia.
Pada umumnya, pembuatan mi instan terdiri dari berbagai tahap, yaitu pencampuran, pembentukan, pengukusan, penggorengan, pendinginan, dan pengemasan. Penggorengan sendiri bertujuan untuk mengurangi kadar air pada mi, sehingga menjadi lebih awet. Proses ini yang menjadi salah satu hal berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
Sebagai solusi atas masalah tersebut, perusahaan produsen makanan dan minuman terkemuka, Mayora menghadirkan inovasi produk Mayora Mie Oven sebagai mi instan yang tidak hanya hadir dengan cita rasa lezat, tapi juga pilihan lebih sehat karena melalui proses pembuatan oven, bukan goreng.
Dalam keterangan tertulisnya, inovasi ini mendapat apresiasi berupa penghargaan Inovasi Produk Pangan dan Gizi dari dari Perkumpulan Profesi Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia). Produk ini dinilai sebagai mi oven pertama di Indonesia dengan cita rasa tradisional mi goreng, yang dibuat tanpa proses penggorengan dan mengandung natrium lebih rendah
“Sesuai regulasi, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menetapkan produk ini dinyatakan lebih sehat,” kata Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Hardinsyah dalam acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA) 2023, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan, produk Mayora Mie Oven Rasa Mie Goreng Bawang telah memenuhi syarat pencantuman logo pilihan lebih sehat dan mendapat centang hijau BPOM. Mie Oven Rasa Mie Goreng Bawang memenuhi syarat pilihan lebih sehat sesuai ketentuan batas lemak total, yakni 20 gram per 100 gram dan garam (natrium) 900 mg per 100 gram. Hasil pengujian menunjukan produk memiliki kandungan garam (natrium) sebesar 590 mg, sementara lemak total sebesar 7 gram, jauh lebih rendah dari yang disyarakatkan.
Kreasi Unik untuk Menikmati Teh Matcha Khas Jepang
Terlalu banyak mengkonsumsi natrium berbahaya bagi tubuh. Walaupun dibutuhkan untuk membantu kerja saraf dan otot, menjaga keseimbangan cairan tubuh, serta mengendalikan tekanan dan volume darah, tapi konsumsi natrium berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, jantung, strok, dan ginjal.
Kemudian, lemak jenuh yang berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan karena menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah, peradangan, hingga memengaruhi kondisi psikologis. Jika lemak menyumbat peredaran darah ke jantung, hal ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Sedangkan jika menyumbat peredaran darah ke otak, bisa berisiko strok.
Marketing Director Mayora Mie Oven, M.T Assyaukani menjelaskan perusahaan mi oven mengggunakan bumbu kental berbentuk pasta yang membuat cita rasa yang kaya dan otentik. Produk ini sekaligus menjadi jawaban bagi konsumen, terutama para ibu yang sering khawatir terhadap kegemaran anak-anak mengonsumsi mi instan.
“Mulai saat ini, para ibu dapat memilih pilihan yang sehat dan lezat untuk anak-anak dan keluarga. Selain itu, tak perlu khawatir lagi karena Mayora Mie Oven juga sudah mendapatkan sertifikasi halal Indonesia,” ujar Assyaukani.