Benarkah Sodium Dehydroacetate Bahan Pengawet Makanan Berbahaya?
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian American College of Toxicology menyatakan, studi keberacunan akut menunjukkan Sodium Dehydroacetate dan Dehydroacetic Acid sedikit beracun bila diberikan secara oral pada tikus. Tidak ada senyawa yang menyebabkan iritasi ketika diaplikasikan pada kulit kelinci.
Sodium Dehydroacetate ditemukan menunjukkan iritasi mata yang minimal. Penelitian subkronik dan kronis mengungkap berbagai efek toksik, terutama akibat timbulnya kurang nafsu makan dan penurunan berat badan. Namun , tidak ada bukti mutagenisitas dilaporkan pada kedua penggunaan bahan tersebut.
Penstabil Makanan
Sodium Dehydroacetate sebenarnya dapat digunakan pada makanan. Menurut laporan Food and Drug Administration (FDA), sodium dehydroacetate diakui dapat digunakan sebagai penstabil dan pewarna pada makanan.
BACA JUGA: Aturan Makan Anggota Kerajaan Inggris yang Aneh Bagi Rakyat Jelata
Laporan National Institutes of Health (NIH) yang merupakan lembaga Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat mengungkapkan, potensi toksikologi dari dua bahan tambahan makanan diselidiki pada tikus Wistar jantan dan betina. Hewan tersebut diberi sodium dehydroacetate (DHA-Na) dan dibutil hydroxy toluene (BHT) dalam makanannya selama enam bulan. Tidak ada potensi toksisitas yang nyata yang diamati dengan kombinasi DHA-Na dan BHT terlepas dari dosisnya.
Senyawa kimia yang merupakan garam natrium dari asam dehydroacetic ini disebut sebagai pengawet makanan generasi baru setelah benzoat, paraben, dan sorbat. Secara efektif, Sodium Dehydroacetate menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, ragi dan jamur.
Tapi penggunaan senyawa ini dibatasi dalam makanan meski pengawet makanan yang efektif, karena tidak larut dalam air. Selain itu, sodium dehydroacetate juga digunakan sebagai pengawet pada kosmetik.