Saujana

70 Persen Kanker Payudara Stadium Tiga Bisa Kembali Lagi Meski Dinyatakan Sembuh

Waspada kanker payudara mengintai perempuan dunia.
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski telah dinyatakan sembuh, 70 persen penyintas kanker payudara bisa berpeluang kembali mengembangkan sel kanker. Tetapi ini biasanya terjadi pada penyintas kanker payudara stadium tiga, sehingga ketika sembuh, sangat disarankan untuk tetap memeriksakan diri.
 
“Tergantung pada stadiumnya, jika stadium satu, kemungkinan sel kanker kembali hanya 10 persen. Tapi jika sudah stadium tiga, kemungkinannya menjadi 60 sampai 70 persen,” ujar spesialis onkologi, Dr Khoo Kei Siong, di Jakarta, Kamis (18/1/2024).
 
Ketika pasien memiliki kanker payudara, biasanya dokter akan melakukan operasi untuk mengeluarkan sel kankernya, baru kemudian pasien menjalani terapi. Tetapi, dikhawatirkan ada sel kanker yang bersembunyi dan bisa menggerogoti bagian tubuh lainnya.
 
Biasanya, dalam dua tahun setelah dinyatakan sembuh, risiko munculnya kembali sel kanker ini bisa lebih tinggi. Bahkan, sel kanker tidak selalu muncul lagi di payudara, tetapi bisa di bagian tubuh lain seperti liver, paru-paru, tulang, hingga dalam beberapa kasus di otak.
 
Lantas bagaimana untuk mengetahui apakah sel kanker itu kembali lagi atau tidak? Dr Khoo menjelaskan, penyintas harus melakukan pemeriksaan setiap tiga bulan sekali dengan MRI, lalu setiap enam bulan sekali dengan ultrasonografi.
 
“Dokter juga akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan pada penyintas. Apakah mengalami sakit pada tulang, atau batuk-batuk yang sangat sering, atau penurunan berat badan secara terus menerus,” ucap Dr Khoo.
 
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien, apakah ada pembesaran kelenjar limfa atau tidak, biasanya di leher atau ketiak. Kemudian, apakah suara nafas yang terdengar dari stetoskop normal atau tidak, lalu pemeriksaaan benjolan pada perut.
 
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat fungsi liver, mencari marker kanker. Lalu pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan scan atau radiologi, x-ray, ultrasonografi, atau melakukan path scan seluruh tubuh.
 
Untuk pengecekan rekurensi, itu dilakukan untuk semua pasien kanker payudara. Tapi khusus untuk pasien yang memiliki mutasi gen, maka diperlukan pengecekan lebih lanjut, agar dapat diketahui apakah pasien memiliki kanker baru di tubuhnya atau tidak.
 
“Biasanya yang paling sering dicek (pada penyintas kanker payudara) adalah ovarium dengan ultrasonografi. Jika pada laki-laki, dicek pada prostatnya, ada kanker atau tidak,” ucap Dr Khoo yang juga merupakan senior consultant di Parkway Cancer Center, serta IHH Patient Assistance Centre (Singapore) Jakarta.
 
Bagi orang yang memiliki keturuan kanker payudara, entah itu dari ibu atau nenek, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sejak usia 30 tahun. Tujuan pemeriksaan ini untuk mendeteksi sejak awal agar kanker payudara bisa sembuh.