Saujana

Stunting Masih Genting, BKKBN Gandeng Dexa Medica Beri Edukasi Ratusan Bidan

Program Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting yang dimulai di Jember, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023).
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menyebutkan angka stunting di Indonesia masih genting. Untuk menurunkan angka tersebut, BKKBN berkolaborasi dengan Dexa Medica menjalankan program edukasi untuk ratusan bidan.
 
Lewat program Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting yang dimulai di Jember, Jawa Timur, Ahli Utama Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN RI, Dwi Listyawardani mengungkapkan, stunting diakibatkan asupan nutrisi yang kurang dan bisa juga terjadinya infeksi berulang saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
 
Stunting juga bisa menjadi ancaman kualitas generasi muda. “Tidak hanya mengalami terganggunya pertumbuhan fisik, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif,” ungkap Dwi dalam siaran pers, Jumat (27/10/2023).
 
Lebih lanjut dikemukakan, angka stunting di Karisidenan Besuki yakni Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, dan Situbondo, ditambah Lumajang dan Probolinggo, masih cukup tinggi. “Persoalannya di Jawa Timur ini, terutama karena menikah di usia dini. Angkanya di atas 50 persen,” kata Dwi.
 
Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Timur, Lestari mengungkapkan, bahwa 38.698 bidan di seluruh Indonesia berkomitmen untuk membantu dalam menurunkan angka stunting dan mengejar target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.
 
Salah satu peran bidan dalam menurunkan angka stunting tidak hanya di Jember, tetapi juga secara nasional, adalah memaksimalkan peran bidan. Bidan harus selalu intervensi dan selalu melakukan pendampingan terhadap ibu hamil yang berisiko.
 
“Jadi temen-temen yang ada di lapangan, selalu kita beri support bahwa kalau memang ada pemeriksaan kehamilan mereka berisiko tinggi, kita sudah punya catatan. Tidak hanya itu, sebagai upaya penurunan stunting kami juga memberikan edukasi penyuluhan,” papar dia.
 
Dexa Medical sendiri berkontribusi mengatasi stunting bersama BKKBN, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), dan Ikatan Bidan Indonesia dengan mengedukasi para bidan, dimulai dari Kabupaten Jember.
 
Salah satu upaya yang dilakukan Dexa Medical adalah dengan melakukan inovasi kelompok Pendukung ASI, yang berperan menciptakan lingkungan mendukung menyusui di pedesaan. Ada 48 kelompok yang terbentuk, tugasnya mencegah stunting melalui asupan ASI.
 
“Upaya lainnya untuk peningkatan ASI eksklusif, kami menggunakan suplemen Asimor,” papar Head of Corporate Communications Dexa Group, Sonny Himawan. Asimor menggunakan bahan baku yang berasal dari alam Indonesia, yaitu daun katuk, daun torbangun, dan ikan gabus.
 
Asimor ini membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh Dexa Medica, sebanyak delapan dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat Asimor.