Saujana

Depresi Penyebab Utama Kematian Anak Muda, Kenali Sejak Awal

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID—Laporan WHO 2022 menyatakan sekitar satu dari delapan orang di dunia hidup dengan gangguan jiwa. Gangguan kecemasan dan gangguan depresi adalah yang paling umum pada pria dan wanita.

Bunuh diri memengaruhi orang-orang dan keluarga mereka di semua negara sesuai konteksnya, dan pada semua usia. Secara global, ada 20 upaya bunuh diri untuk setiap satu kematian, namun bunuh diri menyumbang lebih dari satu dari setiap 100 kematian.

“Ini adalah penyebab utama kematian di kalangan anak muda,” demikian laporan seperti dikutip dari rilis Johnson & Johnson, belum lama ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs for Johnson & Johnson Pharmaceutical in Indonesia & Malaysia mengatakan, penting untuk menghilangkan stigma terhadap depresi di Indonesia. Depresi adalah kondisi yang dapat diobati, terutama ketika orang dapat mengenali gejalanya sejak dini dan mencari pengobatan jika diperlukan.

Johnson & Johnson menggelar kampanye #MoreThanBlue dengan tujuan mendorong masyarakat untuk memahami penyebab, gejala, dan mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkan dari para ahli. Disponsori Johnson & Johnson Pte. Ltd., sebuah dokumen 2021 bertajuk “Rising Social and Economic Cost of Major Depression: Seeing the Full Spectrum” mengungkapkan Asia Pasifik memiliki tingkat penyakit depresi dan penyakit jiwa jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di dunia.

“Dokumen tersebut menyoroti bahwa orang yang hidup dengan depresi 40 persen kurang produktif daripada individu yang sehat,” kata Devy.

Pada fase awal kampanye ini, Johnson & Johnson Indonesia memperkenalkan karakter Alex yang dikembangkan oleh Janssen, perusahaan farmasi dari Johnson & Johnson. Karakter yang dibuat untuk media sosial ini akan menggambarkan masalahnya, memanusiakan kondisi depresi.

Pada akhirnya itu diharapkan dapat mengubah persepsi bahwa depresi semuanya sama. Hal itu menunjukkan bahwa depresi dapat timbul dalam berbagai bentuk dan gejala yang tidak terduga saat menimpa semua orang.

Psikiater Dr Eva Suryani, Sp.KJ mengatakan bahwa kondisi penderita gangguan kesehatan jiwa, termasuk depresi dapat menjadi lebih buruk. Beliau menjelaskan. Depresi itu seperti samudera biru yang dalam.

“Orang dengan depresi sering merasa seperti tenggelam di bawah ombak. Depresi juga datang pada berbagai tingkat kedalaman, semakin dalam depresinya, semakin gelap warnanya,” kata dia.

Orang harus menyadari bahwa memahami kondisi dan gejalanya dapat membantu pasien. Ketidakseimbangan kimia dapat menyebabkan depresi, namun depresi dapat dikelola dan diobati oleh tenaga kesehatan profesional.

Beberapa gejala gangguan depresi mayor adalah rasa sedih yang terus menerus, pesimis, rasa tidak berdaya, gampang tersinggung, insomnia, sulit makan, menarik diri hingga melakukan usaha untuk bunuh diri.

Jika mengetahui ada keluarga atau teman yanf mengalami gejala-gejala dugaan gangguan depresi mayor, penting untuk segera berkonsultasi pada tenaga kesehatan jiwa profesional, seperti psikiater, dokter umum, atau psikolog. Mitos umum tentang depresi adalah bahwa gangguan ini tidak dapat diobati.

Padahal, sebenarnya depresi adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling bisa diobati.

Tanpa pengobatan, penyakit dan gangguan jiwa dapat mempengaruhi hubungan individu dengan keluarga dan teman-teman mereka, karir profesional dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Orang yang menderita depresi dapat menghadapi konsekuensi yang berbahaya dan bahkan fatal karena hampir tidak mungkin mereka mampu menghadapi depresi sendirian.

Kesehatan jiwa memiliki prioritas rendah di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Membangun basis pengetahuan kesehatan jiwa, termasuk depresi, di negara-negara Asia Tenggara, merupakan salah satu prioritas terendah saat ini.

Akibatnya, banyak pasien terus-menerus merasa frustrasi dan tidak berdaya. Kurangnya pemahaman akan perbedaan tentang jenis depresi di antara pasien, perawat, dan profesional medis umum pada akhirnya membuat gejala dan pengalaman sering dianggap sama untuk setiap penderita.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0