Genta

Garudafood Serap Hasil Panen Petani Kacang Tanah Meski Kemarau Kering

 

Para petani kacang tanah menunjukkan hasil panen mereka.
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Cuaca panas dan kemarau kering yang melanda sejumlah wilayah Indonesia sepanjang 2023 menjadi tantangan bagi sektor pertanian. Pasalnya, ketergantungan produktivitas pertanian di Indonesia terhadap kondisi musim dan cuaca sangat tinggi.
 
Tantangan lainnya yaitu daya serap off-taker yang mengalami penurunan, sehingga hasil panen pertanian tidak terserap maksimal yang mengakibatkan para petani mengalami kerugian. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Juni hingga Agustus 2023 merupakan tiga bulan terpanas sepanjang sejarah dan bulan Juli menjadi bulan yang paling panas.
 
Gelombang panas (heatwave) pun terjadi di banyak tempat secara bersamaan. Bahkan bulan Desember yang identik dengan musim hujan, tidak dirasakan oleh masyarakat Indonesia terutama di hampir seluruh wilayah Pulau Jawa yang cenderung dilanda suhu panas dan cuaca terik.
 
Fenomena yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini, menjadikan tahun 2023 sebagai tahun dengan musim kemarau kering dan terpanas sepanjang sejarah. Meskipun demikian, para petani kacang tanah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengaku masih mendapat keuntungan di masa tanam ketiga ini.
 
Itu karena salah satu pabrik pengolahan kacang tanah di wilayah mereka menyerap hasil panen di sepanjang tahun 2023. Para petani juga merasakan hasil panennya lebih baik dari pada tahun sebelumnya baik secara kuantitas dan kualitas.
 
Seperti yang dirasakan oleh Ghufron (38), petani kacang tanah asal Desa Keboromo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ghufron bersyukur kacang tanah yang ditanamnya bisa membuahkan hasil dan dibeli dengan harga jual yang bagus meski di tengah musim kemarau kering yang melanda wilayahnya.
 
“Tahun ini saya berhasil panen kacang tanah sekitar 3,6 ton, di mana harga komoditas itu juga terbilang bagus di tahun ini. Saya bersyukur hasil panen diserap dengan harga yang bagus dari pabrik besar pengolahan kacang tanah seperti Garudafood,” ungkap Ghufron.
 
Walaupun beberapa petani kacang sempat mengalami over supply, ia merasa terbantu karena Garudafood tidak pernah menghentikan aktivitas penyerapan hasil panen kacang tanah selama satu tahun penuh.
 
“Selama 2023, kami sempat mengalami over supply kacang tanah. Untungnya, Garudafood masih menerima hasil panen kacang tanah selama setahun penuh dengan harga yang bersaing. Garudafood juga transparan terhadap hasil panen kami,” kata dia lagi.
 
Sejak bermitra dengan Garudafood di 2018 hingga saat ini, Ghufron mengatakan kepastian mencari off-taker atas hasil panen kacang tanah tidak lagi menjadi kendala. Bahkan ia merasakan adanya perbaikan dari segi kualitas hasil panen kacang tanah, sehingga sebagian besar hasil panen diserap Garudafood sebab sesuai dengan standar yang ditetapkan.
 
Selain menyerap langsung hasil panen kacang, Garudafood juga melakukan pembinaan kepada para petani agar produktivitas dan kualitas hasil panen mereka tinggi. Tentunya hal itu mereka lakukan agar hasil panen kacang tanah mereka memiliki kualitas yang baik dan sesuai standard Garudafood.
 
“Sehingga sebagian besar panen mereka dapat kami serap dan otomatis pendapatan mereka akan naik,” ujar Direktur Utama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), Hardianto Atmadja, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/12/2023).
 
Bentuk dukungan lainnya yang selama ini diberikan Garudafood yaitu dengan adanya harga pengaman. Harga pengaman merupakan harga yang diamankan Garudafood apabila terjadi penurunan harga saat penjualan hasil panen. Dengan sistem ini, Garudafood mampu memberikan nilai tambah kepada para petani. 
 
Selain mendapatkan kepastian harga, mitra petani juga memperoleh pendampingan technical assistance. Pendampingan ini diberikan dengan tujuan agar petani dapat melakukan budi daya dengan benar dan mampu memperoleh hasil panen dengan produktivitas dan kualitas yang optimal.