Lentera

NOAA, NASA, dan 21 Universitas Lakukan Penelitian Kualitas Udara Besar-Besaran

Foto kiri kondisi langit Jakarta pada tanggal 12 Desember 2020, foto kanan kondisi langit Jakarta dilihat dari Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (14/8/2023). Dok Republika/Thoudy Badai
Foto kiri kondisi langit Jakarta pada tanggal 12 Desember 2020, foto kanan kondisi langit Jakarta dilihat dari Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (14/8/2023). Dok Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para ilmuwan dari NOAA, NASA, dan 21 universitas dari tiga negara, mengerahkan instrumen canggih dalam berbagai kampanye penelitian terkoordinasi Agustus 2023 ini. Mereka hendak menyelidiki bagaimana sumber polusi udara telah bergeser selama beberapa dekade terakhir.

Sejak 1970-an, ilmuwan AS dan regulator lingkungan membuat langkah signifikan dalam mengurangi polusi udara dengan membersihkan emisi pipa knalpot dan cerobong asap.

Namun tingkat dari dua jenis polusi yang paling berbahaya itu, hanya sedikit menurun dalam beberapa tahun terakhir. Kedua jenis polusi itu masih berkontribusi pada kematian dini lebih dari 100 ribu orang Amerika setiap tahun.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Ini adalah penyelidikan ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya (dalam ruang lingkup, skala dan kecanggihan) dari ancaman kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung yang membunuh orang setiap tahun. Tidak ada satu pun lembaga atau universitas yang dapat melakukan hal seperti ini sendirian,” kata Administrator National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Rick Spinrad.

Mereka menggunakan beberapa satelit, tujuh pesawat penelitian, kendaraan, lusinan instalasi stasioner, bahkan ransel yang dilengkapi instrumen penelitian. Para ilmuwan ini akan mengukur polusi udara dari berbagai sumber yang mencakup transportasi, fasilitas industri, pertanian, kebakaran hutan, dan produk konsumen seperti cat, pestisida, dan parfum.

Data tersebut akan diteliti, dianalisis, dan dijalankan melalui model kimia dan cuaca yang canggih oleh para ilmuwan dan Environmental Protection Agency (EPA) AS, dalam upaya meningkatkan prakiraan polusi udara. Temuan akan diserahkan ke pejabat lingkungan negara bagian dan lokal, untuk menginformasikan keputusan tentang cara paling efektif untuk mengurangi polusi udara.

Data itu juga akan digunakan untuk mengevaluasi pengamatan pertama yang dilakukan oleh instrumen tautan luar angkasa NASA, TEMPO, yang inovatif. TEMPO adalah sensor pembawa ruang geostasioner pertama yang secara terus menerus mengukur polusi udara di seluruh Amerika Utara. Penelitian yang didapat akan membantu pengembangan satelit GeoXO baru yang dikembangkan NOAA dan NASA.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Instagram dan Tiktok @filmusiku