Mengenal Fakta Kemasan Plastik Sekali Pakai lewat Analisis Siklus Hidup
Sejumlah narasi menyebut bahwa pengurangan sampah plastik bisa dilakukan dengan meminimalisir kemasan plastik sekali pakai. Tapi, jika didalami lebih lanjut, ternyata ada hal lain yang bisa dilakukan dalam mengurangi sampah plastik.
Hal itu diungkap oleh peneliti di Universitas Michigan, Amerika Serikat, Shelie Miller. Dikutip dari Research Gate pada Senin (10/7/2023), peneliti tersebut mendalami fakta soal kemasan plastik sekali pakai dengan pendekatan life cycle assessment (LCA) atau analisis siklus hidup.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology itu pun merangkum lima fakta terkait kemasan plastik sekali pakai.
Pertama, kemasan plastik dituding sebagai kontributor terbesar terhadap kerusakan lingkungan. Tapi, analisis siklus hidup mengungkap bahwa produk di dalam kemasan lebih bertanggung jawab untuk dampak lingkungan daripada kemasan itu sendiri.
Kedua, plastik dianggap memiliki dampak lingkungan lebih besar dari pada semua bahan kemasan. Sementara, hasil analisis siklus hidup menyebut bahwa plastik adalah 1 dari 10 bahan kemasan yang dampak lingkungannya lebih sedikit daripada bahan kemasan pada umumnya.
Ketiga, produk yang dapat digunakan kembali dianggap selalu lebih baik daripada sekali pakai. Tapi, hasil analisis siklus hidup mengungkap bahwa produk yang dapat digunakan kembali memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, hanya jika digunakan kembali dalam jumlah yang cukup untuk mengimbangi intensitas material yang lebih besar.
Keempat, daur ulang dan pengomposan dinilai harus menjadi prioritas tertinggi. Sementara, hasil analisis siklus hidup menyebut bahwa manfaat lingkungan dari daur ulang dan pengomposan cenderung lebih kecil, utamanya dibandingkan upaya pengurangan konsumsi secara keseluruhan
Terakhir, upaya “Zero Waste” yang melarang plastik sekali pakai bisa meminimalkan dampak lingkungan. Sedangkan hasil Lanalisis siklus hidup menyebut bahwa inisiatif “Zero Waste" bisa menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan jika tidak dirancang secara holistik untuk benar-benar mengurangi dampak lingkungan.
Lewat beragam fakta itu, ia pun menyimpulkan, mengurangi konsumsi bahan dan menggunakan ulang produk (yang bebas racun kimia) sebelum didaur ulang adalah langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengurangi kerusakan lingkungan secara keseluruhan.