Menjaga Tumbuh Kembang Anak lewat Plastik Bebas BPA
Saat ini masih ada plastik yang mengandung Bispenol-A (BPA) yang dijual bebas di pasaran. Hal itu perlu jadi perhatian karena plastik tersebut digunakan dalam beragam hal mulai dari kemasan makanan dan minuman hingga mainan anak.
Plastik itu perlu dihindari karena jika digunakan oleh ibu hamil maka akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin dan jika digunakan oleh anak-anak maka hal itu akan berpengaruh terhadap kesehatanya.
Anggota Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Catherine Tjahjadi mengatakan, janin dan anak-anak yang terpapar plastik dengan BPA bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar seorang ibu perlu menghindari botol minum bayi, kemasan plastik makanan minuman dan mainan anak yang mengandung BPA sehingga masyarakat bisa menerapkan gaya hidup BPA free.
"Kita ingin anak-anak menjadi generasi yang bagus di kemudian hari, bukan yang ada keterbatasan perkembangan. Kita harus lindungi anak-anak sejak dari awal,” kata Catherine Tjahjadi.
Senyawa tersebut perlu dihindari karena sejumlah riset global telah membuktikan bahwa senyawa itu bisa memicu gangguan perkembangan pada anak mulai dari autis, bipolar, tantrum dan gangguan saraf. Bahkan, paparan BPA dapat meningkatkan risiko kanker pada masa dewasa.
Disarankan, setiap bepergian, keluarga yang memiliki bayi perlu membawa botol minum sendiri yang terbuat dari stainless atau kaca, untuk mencegah kontaminasi BPA ke dalam tubuh bayi.
"Selain itu, masyarakat perlu lebih aktif meneliti kode kemasan dan bahan kemasan makanan atau minuman yang akan digunakan," ucapnya. Kode kemasan plastik nomor 7 sendiri merupakan jenis kemasan yang perlu dihindari karena berpotensi mengandung BPA.