Bukan Pakai Tuyul, Pesugihan di Italia Libatkan Jiwa Korban Wabah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bau klenik di Indonesia sejatinya masih tercium kuat hingga sekarang. Seperti yang tengah ramai dibicarakan tentang keberadaan tuyul yang masih dipercaya ada di Tasikmalaya, Jawa Barat. Namun ternyata, di luar negeri juga masih ada negara yang percaya dengan pesugihan.
Di Naples, Italia, misalnya, sebuah ritual menyimpang dari agama Katolik, Cult of the Dead, masih terus dijalankan. Ini merupakan bentuk lain dari pesugihan, meminta kesuksesan pada jiwa-jiwa orang yang menjadi korban wabah penyakit di masa lalu.
Penjelasan mendetail terkait kultus ini, tertuang dalam esai yang ditulis oleh penggemar pusaka sejarah, Elizabeth Harper, yang diunggah dalam World Religions and Spirituality Project Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat, pada April 2023 lalu.
Pada 1274, ritual bernama Api Penyucian disahkan secara resmi, sebagai doktrin agama Katolik dan didefinisikan oleh gereja sebagai tempat penyucian yang dilalui jiwa-jiwa sebelum menuju surga.
Tetapi seiring berjalan waktu, banyak perubahan-perubahan yang membuat makna awal itu justru jadi bergeser. Meskipun saat ini masih banyak orang yang berdoa untuk jiwa-jiwa di Api Penyucian gereja Katolik, namun Cult of the Dead ini menyimpang dari ajaran sebenarnya.
Kultus ini berdoa kepada jiwa-jiwa itu, untuk hubungan timbal balik antara yang mati dan yang hidup. Sementara doktrin agama Katolik tidak mengizinkan jiwa-jiwa di Api Penyucian untuk menggunakan kekuatannya dalam memberikan bantuan kepada yang hidup.
Bagi umat Katolik ortodoks, hubungan antara yang hidup dan jiwa di Api Penyucian hanya sepihak, dan doa yang diucapkan oleh yang hidup dimaksudkan untuk mempersingkat waktu jiwa-jiwa itu di Api Penyucian tanpa mengharapkan imbalan.
Sebaliknya, anggota Cult of the Dead mengharapkan jiwa-jiwa di Api Penyucian itu mendengar doa-doa mereka dan mengharapkan perubahan kilat dalam hidup mereka.
Selain itu, kultus ini juga memilih untuk berdoa pada jiwa-jiwa yang bukan keluarga mereka atau jiwa-jiwa tidak dikenal. Kebanyakan mereka berdoa pada jiwa-jiwa yang menjadi korban wabah penyakit di masa lalu, misalnya korban wabah penyakit kolera tahun 1837 yang dikubur massal di Naples.
