Lentera

Penjualan AMDK Galon Polikarbonat Masih Mendominasi

Freepik
Freepik

Galon polikarbonat adalah galon yang perlu dihindari karena mengandung Bispenol-A (BPA) dianggap bisa menimbulkan persoalan kesehatan. Tapi, hingga saat ini penggunaan galon berwarna itu masih cukup mendominasi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas), Eko Susilo mengatakan, penjualan galon polikarbonat mencakup 92 persen dari pangsa pasar galon bermerek. "Selebihnya adalah pasar galon bening berbahan Polietilena Terefatalat (PETyang saat ini praktis hanya dibagi oleh dua perusahaan, yakni Cleo (5 persen ) dan Le Minerale (3 persen)," kata Eko, Jumat (12/5/2023).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, sekitar 50 juta orang Indonesia rutin mengkonsumsi galon guna ulang dari kemasan polikarbonat. Sementara, lembaga riset konsumen, AC Nielsen, menunjukkan volume penjualan galon bermerek mencapai 10,7 miliar liter pada 2022, atau naik 3,4% dari setahun sebelumnya, dengan total penjualan Rp 9,7 triliun.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Melihat besarnya pasar AMDK galon di Indonesia, maka ia melihat perlu adanya langkah nyata dalam memasarkan galon yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Jika galon sehat mulai diperkenalkan secara masif terutama oleh para market leade, maka hal ini tentu juga akan berpengahruh terhadap iklim kompetisi industri AMDK.

Ia mengungkap, diperkirakan kompetisi pasar AMDK akan semakin sengit karena market leader AMDK di Indonesia dikabarkan akan segera memasarkan AMDK sehat secara lebih masif.

"Kami mendengar market leader industri telah meminta sejumlah suplier untuk menyiapkan instalasi mesin produksi galon yang bisa mendukung rencana shifting dari galon polikarbonat ke galon PET yang lebih aman dan sehat. Artinya, lansekap bisnis AMDK bakal berubah drastis bila market leader industri jadi menerapkan rencana pengenalan galon guna ulang berbahan PET," ucapnya.

Peralihan ini pun jadi langkah yang cukup penting mengingat, galon yang mengandung BPA terbukti memicu sejumlah persoalan kesehatan yang kronis. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Environmental Research, peneliti dari Zhejiang University, China, penelitian itu melakukan meta-analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi risiko kanker payudara terkait paparan BPA.

Dengan menganalisis data dari 28 studi epidemiologi, peneliti menemukan bahwa paparan BPA terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Temuan ini dipublikasikan di Jurnal Environmental Research dengan judul "Bisphenol A exposure and breast cancer risk: a meta-analysis" (Chen Y, 2020). Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk menghindari kemasan makanan atau minuman yang mengandung BPA.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image