Paparan BPA Diduga Sebabkan Peningkatan Jumlah Anak Autis
![Freepik](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/efeidixysl.jpg)
JAKARTA--Kemasan plastik dengan bahan polikarbonat yang mengandung Bispenol-A (BPA) dianggap bisa menimbulkan persoalan kesehatan. Salah satu persoalan yang ditimbulkan adalah persoalan tumbuh kembang anak seperti autis.
Pakar pendidikan anak autis dan pendiri sekolah berasrama Imaculata Autism Boarding School, Dr Imaculata mengatakan, jumlah penyandang autisme meningkat terus di Indonesia dengan tambahan 500 anak pengidap autis tiap tahun. Menurut data terakhir pada 2021, jumlah penderita anak autisme di Indonesia naik drastis hingga mencapai sekitar 2,4 juta anak.
"Kenapa anak-anak bisa kena autisme, kita perlu melihat saja perilaku kita sehari-hari yang hampir tak pernah lepas dari plastik yang mengandung BPA. Makan, minum, mainan semua menggunakan plastik yang mengandung BPA," kata Dr Imaculata, Kamis (13/3/2023).
Keyakinanya terkait relasi antara paparan BPA dan autis pun didasari oleh sejumlah riset. Pada 2021, tercatat ada 5 riset tentang pengaruh BPA dan gangguan autisme pada anak. Salah satunya adalah studi dari Universitas Chulalongkorn, Universitas Tohoku, dan Universitas George Washington dan dipublikasikan pada 2021 di jurnal Scientific Reports dengan judul “Identification of sex-specific autism candidate genes responsible for the effects of Bisphenol A exposure in the brain”.
Kepala unit penelitian System Neuroscience of Autism and Psychiatric Disorder (SYNAPS) di Universitas Chulalongkorn, Thailand, Dr. Tewarit Sarachana mengatakan, banyak penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat merusak fungsi otak, dan hal ini terkait dengan terganggunya fungsi otak pada gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). "Para ilmuwan percaya bahwa BPA mungkin menjadi salah satu faktor risiko lingkungan utama untuk ASD,” kata Dr. Tewarit Sarachana.
Bahkan, lebih satu dekade sebelumnya, tepatnya pada 2009, sudah ada studi yang dipublikasikan di Journal of Autism and Developmental Disorders yang menemukan adanya hubungan antara konsumsi air dari kemasan polikarbonat yang mengandung BPA dan peningkatan risiko autisme pada anak.
Studi yang dipublikasikan dengan tema "Prenatal Bisphenol A Exposure and Neurobehavioral Development of Male and Female Children at 36 Months" ini dilakukan oleh para peneliti yang dipimpin Dr. Bruce Lanphear dari Simon Fraser University, Vancouver, British Columbia.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan dari wanita dengan kadar BPA lebih tinggi cenderung memiliki risiko autisme lebih tinggi.
Berkaca dari sejumlah bukti empiris itu, adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk beralih ke produk-produk plastik kemasan bebas BPA patut diapresiasi dan perlu terus didorong demi kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/dsosrfsoqo-453.png)