Saujana

Masyarakat Bisa Ajak Yatim Dhuafa Nobar KUN ana wa ANTA di Bioskop

Dok.Republika
Dok.Republika

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID —

Film anak-anak //KUN// //ana// //wa// //ANTA// rulis di bioskop, 9 Maret 2023. Dalam rangka perilisannya, tim produksi film membuat program nonton bareng (nobar) untuk yatim dan dhuafa. Ustadz Erick Yusuf selaku produser eksekutif mengatakan ada pesan penting dari perilisan film ini yaitu membahagiakan yatim dan dhuafa.

“Saya ingin mari kita bahagiakan anak-anak yatim dhuafa, kalau banyak yang memiliki anak asuh atau di pesantren dan lain-lain, barangsiapa dilapangkan rezekinya bisa mengajak mereka nobar,” kata Ustadz Erick saat peluncuran film, beberapa waktu lalu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Film ini mengisahkan petualangan lima anak sahabat alam yang melawan perdagangan satwa liar. Sentuhan drama dan komedi, melengkapi cerita film yang bertujuan menumbuhkan sifat baik pada anak-anak.

//KUN// //ana// //wa// //ANTA// juga sarat pesan toleransi, pendidikan anak dan keluarga, sehingga layak ditonton bagi usia anak. Sebelumnya Ustadz Erick juga menilai anak-anak saat ini seakan kehilangan tontonan yang sesuai bagi usia mereka.

Karena itulah, dia menggagas film yang juga melibatkan tim produksi dari series Kun Anta tersebut. Bagi masyarakat yang ingin mengajak nobar, bisa langsung berinisiatif atau juga menghubungi tim produksi film.

“Semoga dilapangkan rezekinya, kita bikin nobar anak yatim dhuafa anak pesantren kita gembirakan jika kita rasa ini perlu disampaikan ke anak-anak kita, Jangan lupa sedekah media sosial-nya, sebarkan kebaikan film ini dengan tagar #KunanaWaanta,” kata dia.

Film ini turut direkomendasikan para tokoh. Sebut saja Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Menparekraf Sandiaga Uno hingga sastrawan kawakan Habiburrahman El-Shirazy (Kang Abik). Menurut mereka, film ini layak ditonton anak dan menggambarkan karakter yang baik dan unggul.

Kun Ana Wa Anta dibintangi Muzaki Ramdhan, Abe Moor, Balgis Balfas, Kayla Haryo, Austyn Senduk, Nadira Octova, Mario Irwinsyah, Donny Alamsyah, Andy Boim, dan Mathias Muchus. Latar film diambil di sebuah pondok dekat konservasi hewan di tatar Sunda, Jawa Barat.

Salah satu konflik yang ditunjukan ialah tentang pencurian satwa langka yang dilindungi. Film diproduksi oleh DNA Production dan Happening dengan Rina Novita sebagai produser dan Rully Manna selaku sutradara.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0