Seberapa Penting Vitamin Bagi Penderita Covid?

Saujana  

Dok.HuffPost

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID — Vitamin pasti dapat memengaruhi sistem kekebalan, tetapi apakah orang harus tetap mengonsumsinya atau tidak saat mengidap Covid-19? Hal itu sangat tergantung pada apa yang dikonsumsi dan yang membuat seseorang terinfeksi.

Menurut Dana Ellis Hunnes, ahli diet klinis, asisten profesor di UCLA Fielding School of Public Health, suplemen zat besi dapat memperumit infeksi bakteri dan menyebabkan peradangan pada pasien tertentu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penulis “Recipe for Survival” itu juga menyebutkan ada beberapa laporan kasus terkait suplemen herbal. Itu seperti echinacea yang berpotensi memicu kekambuhan pada orang yang sebelumnya didiagnosis dengan gangguan autoimun ketika mereka menelan suplemen tersebut untuk infeksi saluran pernapasan atas.

Menurut Hannah Schroeder, seorang dokter residen pengobatan umum di Sonoran University, tidak mungkin vitamin harian, dengan dosis yang tepat, akan merangsang respons kekebalan secara berlebihan.

"Meskipun masuk akal bahwa vitamin dan suplemen yang merangsang kekebalan tampaknya berpotensi terlalu merangsang, secara umum, ini tidak sering memicu reaksi berlebihan sistem kekebalan," kata Schroeder yang berfokus pada pengobatan naturopati, seperti dikutip dari HuffPost, Selasa (31/1/2023).

Pada dosis biasa, vitamin kemungkinan besar tidak akan berdampak buruk pada respons kekebalan, menurut Hunnes. Faktanya, bagi banyak orang, suplemen, seperti asam lemak omega-3 dan probiotik, bahkan echinacea, membantu meningkatkan fungsi kekebalan dengan melawan virus dan mengurangi peradangan.

Schroeder mengatakan vitamin D, misalnya, secara konsisten dikaitkan dengan hasil Covid yang lebih baik.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menderita Covid parah atau dirawat di rumah sakit karena infeksinya, secara umum, memiliki kadar vitamin D lebih rendah dalam darahnya. Studi juga menemukan bahwa ketika orang yang kekurangan vitamin D mengonsumsi suplemen vitamin D, mereka mengalami hasil yang lebih ringan dan rawat inap di rumah sakit lebih singkat.

Konon, mengonsumsi vitamin D atau suplemen lainnya, dalam hal ini, kemungkinan besar tidak dapat menjamin dari tertular virus sejak awal.

"Mayoritas bukti sejauh ini tampaknya menunjukkan bahwa vitamin D itu sendiri tidak mencegah atau melindungi terhadap Covid, tetapi dapat membantu mengurangi keparahan gejala," kata Schroeder.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image