Jangan Lebay Sikapi Resesi
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID--Pemerintah Inggris telah menyatakan bahwa saat ini Inggris telah masuk pada fase resesi. Berbagai negara dan perusahaan pun perlu menyikapi sinyal ini dengan tepat agar bisa menghadapi badai ekonomi itu dengan baik.
Resesi ekonomi memang kondisi yang sangat menantang. Tapi, ekonom Prof. Rhenald Kasali mengatakan, ada hal yang lebih berbahaya dari resesi ekonomi yakni trust recession.
"Trust recession adalah resesi yang terjadi karena pelaku usaha percaya bahwa resesi akan terjadi. Bahkan, sebelum resesi terjadi, pelaku usaha itu sudah percaya dengan resesi sehingga melakukan aksi deep cut atau pemangkasan secara besar-besaran mulai dari pemangkasan pegawai, anggaran promosi, tidak melakukan inovasi dan tidak rebranding," kata Prof. Rhenald Kasali dikutip dari kanal YouTube-nya pada Senin (16/1/2023).
Ia menekankan, trust recession adalah hal yang perlu dihindari. Karena, resesi justru bisa jadi momentum untuk bisa membuat suatu usaha bisa makin meroket.
Hal itu dibuktikan dari adanya sejumlah brand yang berjaya karena tak percaya dengan resesi. Karena, ia meyakini bahwa resesi merupakan momen yang pas untuk membangun brand, membangun empati dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar. Hal itu merupakan hal yang perlu dilakukan karena dalam resesi biasanya akan terjadi ubahan business landscape
Dalam video yang diunggah oleh Prof. Rhenald Kasali bulan lalu tersebut, ia mencontohkan beberapa perusahaan yang justru bisa meroket saat resesi. Beberapa perusahaan itu adalah Sido Muncul dan Wings.
"Pemilik Sido Muncul, Irwan Hidayat sempat mengisahkan bahwa saat resesi ia sempat menimbang-nimbang untuk menggunakan dana Rp 15 miliar untuk membangun pabrik atau menggunakanya untuk investasi di bank. Menaruh uang di bank saat itu sangat menarik karena bunganya naik dari 15 persen jadi 72 persen," ucapnya.
Setelah melalui beragam pertimbangan, akhirnya dana itu digunakan untuk membangun pabrik. Beberapa tahun kemudian, strategi itu terbukti jadi keputusan yang tepat karena banyak industri jamu lain yang berguguran dan membuat Sido Muncul tampil sebagai industri jamu dan farmasi yang cukup mendominasi pasar.
Sementara itu, Wings juga bisa tumbuh pesat karena bisa mengambil celah saat krisisi 1998. Saat itu, Unilever percaya bahwa 1998 adalah krisis yang membahayakan sehingga perusahaan tersebut melakukan pemangkasan beragam aktivitas bisnis.
Dalam kondisi itu, rupanya Wings justru tetap melakukan investasi untuk lebih aktif membangun market dengan melakukan sejumlah perbaikan dan meluncurkan produk baru. Strategi itu pun terbukti ampuh hingga akhrinya Wings terus tumbuh pesat hingga akhirnya bisa memiliki sebuah hotel megah yakni The Apurva Kempinski Hotel dan jadi hotel yang digunakan sebagai tempat menginap para delegasi dalam G20 di Bali.
Belajar dari situ, ia pun mendorong agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi resesi. "Banyak yang cemas. Banyak yang tak punya pengalaman resesi tapi merasakan ketakutan yang berlebihan," kata guru besar bidang ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut.