Lentera
GSMS Beri Kesempatan Pelajar Berinteraksi dengan Seniman
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) merupakan hasil inisiatif dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek RI), yang sudah berjalan sejak 2017.
GSMS menjadi kesempatan bagi pelajar untuk berinteraksi langsung dengan seniman, lalu berlatih dan tampil di berbagai ajang kesenian. Tercatat sudah lebih dari 5.700 murid dari 34 provinsi se-Indonesia dan lebih dari 4.000 seniman yang terlibat dalam GSMS ini.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Irini Dewi Wanti mengatakan, sekolah sebagai institusi formal selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademisnya dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
“GSMS dapat memberikan inspirasi berbagai pihak dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan daerah yang bhinneka,” kata Irini dalam acara Malam Apresiasi Semarak Warna Budaya Nusantara (Swarna) 2023 di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
GSMS diharapkan bisa menjadi sebuah wadah yang memungkinkan para murid merasakan keajaiban seni dan kebudayaan, melalui interaksi langsung dengan seniman-seniman berbakat dari berbagai disiplin seni.
Program ini tidak hanya memberikan tambahan pada kurikulum pendidikan, tetapi juga mengilhami para murid untuk mengeksplorasi potensi kreatif mereka.
Pada malam Swarna 2023, menampilkan hasil pelatihan dan pementasan spesial Tari Saman dan Ratoh Jaroe, serta berbagai seni pertunjukkan murid GSMS 2023 dari berbagai wilayah. Khusus pementasan Tari Saman dan Ratoh Jaroe melibatkan 315 penari dari pelajar wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Salah satu murid SMAN 113 Jakarta sekaligus pengisi acara sebagai penari Saman dalam malam apresiasi Swarna, Zaki Ahmad Maulana mengaku senang dengan adanya program GSMS ini. Karena ia bisa menyalurkan bakat tarinya dari seniman tari secara langsung.
“Asyik sih. Banyak belajar kesenian dan kebudayaan dari senimannya langsung. Bahkan teman-temanku yang tadinya tidak suka tari, jadi tertarik,” kata Zaki.
Zaki berharap, kegiatan GSMS dapat terus dilaksanakan secara lebih luas agar semakin banyak anak muda seusianya yang bisa terpantik dalam kegiatan pelestarian kesenian dan kebudayaan.
Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/placeholder.jpg)