Teror Luar Angkasa Mengerikan di Film "Alien: Romulus"
Namun, mereka justru bertemu dengan bentuk kehidupan paling menakutkan di alam semesta. Bisakah mereka melarikan diri dan menyelamatkan nyawa dari entitas mengerikan tersebut? Jawabannya ada di film Alien: Romulus yang sedang tayang di bioskop.
Disutradarai oleh Fede Alvarez, Alien: Romulus dibintangi oleh Cailee Spaeny, David Jonsson, Archie Renaux, Isabela Merced, Spike Fearn, dan Aileen Wu. Mengusung genre fiksi ilmiah dan horor thriller, film ini menghadirkan pengalaman sinematik yang menakutkan.
Baca Juga: Film It Ends with Us: Pesan Merdeka dari Kekerasan Domestik
"Saya yakin penonton akan sangat menyukai sentuhan modern ke dalam franchise klasik ini. Saya bisa pastikan orang-orang akan merasakan perasaan ketakutan yang sebenarnya," ungkap salah satu produser film, Michael Pruss.
Terinspirasi Film Alien Klasik
Waralaba film Alien yang dimulai sejak 1979 telah menjadi salah satu film fiksi ilmiah/horor paling populer dari masa ke masa. Selama empat dekade, waralaba Alien memikat para penggemar dengan kisah penuh teror yang menampilkan makhluk-makhluk luar angkasa yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Serial film ini pun didukung dengan penggunaan teknologi serta efek CGI yang canggih. Kini, kisah teror alien tersebut akan dibawakan kembali dengan sentuhan modern oleh sutradara Fede Alvarez, membawa era baru untuk waralaba legendaris ini.
Baca Juga: Billie Eilish Bawakan Lagu Birds of a Feather di LA28 Handover
Kisah yang hadir di Alien: Romulus memiliki latar waktu 20 tahun setelah kejadian di film Alien (1979) dan 37 tahun sebelum Aliens (1986). Sutradara Fede Alvarez mengaku terinspirasi dari adegan yang dihapus dalam film Aliens rilisan tahun 1986.
"Ada adegan di mana sekelompok anak-anak berlarian di antara para pekerja di koloni. Saya memikirkan bagaimana rasanya untuk para remaja ini tumbuh di koloni yang sangat kecil dan apa yang terjadi ketika mereka mencapai usia awal 20-an," tutur Alvarez.
Ridley Scott, sineas yang dahulu menyutradarai film pertama Alien pada 1979 juga terlibat di Alien: Romulus sebagai produser. Sebelumnya, Scott juga menjadi sutradara dan produser seri film Alien lainnya, yakni Prometheus (2012) dan Alien: Covenant (2017).
Menonjolkan Aspek Visual
Selain kisah baru yang menarik, visual juga menjadi salah satu elemen yang ditonjolkan dalam film ini. Untuk memastikan kualitas visualnya, film Alien: Romulus bekerja sama dengan deretan sineas berbakat. Digunakan pula gaya efek visual dari film Alien awal sehingga ada kesan kisah ini "kembali ke akarnya".
Setiap set dibangun dengan cermat, seperti pesawat luar angkasa, stasiun luar angkasa, koloni, lorong-lorong, dan tempat berlabuh. Semua aspek, termasuk makhluk luar angkasa, pakaian, perlengkapan, dan lainnya dibuat langsung, sedangkan efek visual hanya sebagai pelengkap.
Alien Xenomorph, Facehugger, dan Chestbursters yang akan mengusik ketenangan manusia dalam Alien: Romulus dibuat oleh tiga studio efek berbeda. Para alien itu dihadirkan oleh puluhan seniman menggunakan gabungan teknik animatronik, kostum, bunraku (boneka tangan tradisional dari Jepang), dan CGI.
