Film "It Ends with Us": Pesan Merdeka dari Kekerasan Domestik
Seperti racun, kekerasan domestik dalam hubungan percintaan atau pernikahan menggerogoti dari dalam dan akan membuat korban semakin tertekan. Bentuknya bisa berupa kekerasan fisik ataupun verbal yang sangat mengacaukan aspek emosional.
It Ends with Us menceritakan tokoh utama bernama Lily Bloom (Blake Lively), yang pindah dari Maine ke Boston untuk memulai hidup baru. Lily ingin mewujudkan mimpinya untuk merintis bisnis. Dia menjalankan sebuah toko bunga miliknya sendiri.
Baca Juga: Billie Eilish Bawakan Lagu Birds of a Feather di LA28 Handover
Di tengah usahanya itu, Lily berjumpa dengan ahli bedah saraf yang menawan bernama Ryle Kincaid (Justin Baldoni), dan cinta tumbuh di antara mereka. Akan tetapi, Lily mendapati ada sisi kelam dalam diri Ryle yang mengingatkan pada hubungan orang tua Lily yang diwarnai kekerasan domestik.
Di saat bersamaan, Lily bertemu lagi dengan cinta pertamanya, Atlas Corrigan (Brandon Sklenar). Berbagai insiden membuat Lily harus membuat pilihan untuk masa depannya, menyadari bahwa dalam hidup, ia harus belajar untuk mengandalkan kekuatannya sendiri dan tak terjebak hubungan toxic.
Meski genrenya adalah drama romantis, It Ends with Us tidak menyuguhkan cerita kasmaran berbunga-bunga dengan akhir bahagia seperti dalam dongeng. Sinema ini justru menguak aspek realitas yang sering ada dalam hubungan: aneka konflik hingga kekerasan domestik.
Baca Juga: Sinopsis Kang Mak from Pee Mak, Adaptasi dari Film Thailand Pee Mak
Penonton diajak mendalami bagaimana tokoh Lily Bloom berusaha mengatasi traumanya. Film ini disutradarai oleh Justin Baldoni, sosok yang juga memerankan tokoh Ryle Kincaid, yang mungkin akan membuat penonton geregetan saat melihat aktingnya.
It Ends with Us diadaptasi dari novel berjudul sama karya Colleen Hoover, yang merupakan novel pertama Hoover yang diadaptasi ke layar lebar. Sinema untuk 17 tahun ke atas ini mungkin bukan asupan bagi penikmat film yang ingin melihat adegan cinta-cintaan yang membikin tersenyum simpul, tapi pesan mendalamnya terlalu kuat untuk diabaikan.
