Genta
Biokonversi Maggot Mampu Mengurai Sampah Organik dengan Cepat
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, pada 2023 Indonesia menghasilkan 19 juta ton sampah dengan komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan yakni sebesar 41 persen. Tetapi ada biokonversi maggot, yang sebenarnya dapat mengurai sampah organik dengan cepat.
Seperti inisiasi yang dilakukan Garudafood pada program Kampung Wirausaha Maggot sejak 2021 di Pati, Jawa Tengah, bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat. Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) berukuran antara 0,3 cm sampai 1,5 cm.
Maggot tidak membawa patogen dan tidak memiliki gigi, sehingga tidak menularkan penyakit. Sumber makanan Maggot adalah sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, hingga sampah organik pabrik.
Kali ini, Garudafood menggandeng Biomagg untuk mengajarkan para karyawan mengelola sampah untuk menjadi peluang bisnis. Menurut Biomagg, 10 ribu ekor maggot mampu mengurai habis sampah organik sebanyak 1 kg dalam sehari. Hal ini membuat budidaya Maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga.
“Kemitraan kami dengan Biomagg merupakan sebuah langkah yang kreatif dan solutif, menciptakan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan yang terpenting mengajak masyarakat dan karyawan untuk peduli terhadap lingkungan,” ungkap Direktur Garudafood, Basuki Nur Rohman, dalam keterangan tertulisnya.
Dalam kesempatan yang sama, karyawan Garudafood juga mendapatkan produk-produk turunan dari hasil budidaya maggot seperti pupuk kasgot, planter kit, sayuran organik (yang diberi pupuk kasgot), lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.
Produk turunan itu merupakan hasil dari program kemitraan antara PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), dan Biomagg. Hingga 2024, Garudafood telah menjalankan sejumlah program pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF.
“Di antaranya adalah dalam hal pengelolaan produk bad stock dari divisi distribusi PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) area Bogor yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi,” kata Basuki.
Garudafood juga menggandeng Biomagg untuk program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya maggot BSF di Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat, melalui pelatihan dan bimbingan teknis yang intensif dengan melibatkan 30 Kepala Keluarga (KK) dan Kepala Kelurahan Jatijajar.
Hingga Maret 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbunan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 20 ton sampah, menghasilkan lebih dari 6 ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, mengedukasi 30 Kepala Keluarga, serta berhasil mencegah terbentuknya emisi karbon setara dengan 67 ton ekuivalen karbon dioksida.