Lagu "Sarwa", Penyataan untuk Ikhlas dan Legowo dari Danilla
Kondisi Danilla sebenarnya baik-baik saja ketika menulis lagu "Sarwa" pada 2021. Saat itu, Danilla berada di Yogyakarta selama sebulan untuk keperluan syuting film layar lebar Losmen Bu Broto, di mana ia turut membawa sebuah gitar nilon bersamanya.
Atmosfer Yogyakarta, kota yang selalu mampu menumbuhkan rusuk sentimental baginya, membuat ia kesepian. Beberapa tahun sebelumnya, sebagai latar penciptaan, Danilla sempat tersambar berita fitnah yang dicemoohkan lingkaran pertemanan internalnya.
Baca Juga: Waspada Kasus Cacar Monyet, Perhatikan Lima Tips Memilih Suplemen Herbal
Dan di Yogyakarta, di tengah kesendirian yang melanda, Danilla menemukan dirinya belum sepenuhnya bisa sembuh dari luka kebohongan tersebut. Alhasil, petikan jemarinya menuntun bait demi bait lantunan kepedihan dan gundah gulana, mood alami Danilla setiap kali ia terjebak dalam kesendirian.
"Pas menulisnya, gue membayangkan hal-hal sedih yang pernah menimpa gue. "Sarwa" sebuah pernyataan tentang perasaan legowo. Seperti tampilan visualnya: foto gue tanpa polesan kosmetik, yang bisa diartikan dengan ikhlas, lagu ini datang telanjang tanpa ekspektasi apa-apa," kata Danilla, dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Menurut Danilla, lebih baik "melepaskan rasa" saat sakit hati melanda. Entah sisi baik maupun buruk, letakkan semuanya "di atas meja". Dia menyarankan agar tidak terlalu lama menyimpannya. "Karena begitu kita mampu melepaskannya, nanti pasti ada hal baru yang lebih menarik hadir menyambut," ujar Danilla.
Baca Juga: Romantisasi Klasik Jeng Yah dan Soeraja dalam “Gadis Kretek”
Setelah awal pengerjaan di tahun 2021, proses penggarapan aransemen lagu dilakukan pada pertengahan 2023. Danilla merekam "Sarwa" dengan gubahan orkestra murni tanpa piano yang meresonansi karakter jazz bariton khasnya, eksperimen baru yang belum pernah dia lakukan.
Prosesnya melibatkan penata musik Aldi Nada Permana, sosok di balik album-album gemilang dari Afgan, Ardhito Pramono, dan Gamaliel. Sementara, bangku produser masih diduduki Lafa Pratomo, kolaborator Danilla sejak pertama kali perempuan itu mulai berkarier.
Lafa turut mengomentari warna lagu "Sarwa". "Keanggunan Danilla terletak di kegelapan dirinya. Itu sudah menjadi keunggulannya. "Sarwa" memperlihatkan wajah aslinya sebagai seorang penyanyi," ungkap Lafa.
Baca Juga: Syuting di Labuan Bajo, 'Nona Manis Sayange' Diharapkan Jadi Film Terindah
Danilla mempersembahkan "Sarwa" sebagai lampu penerang bagi orang-orang yang masih
bergelut, sulit keluar dari sakit hati yang mereka rasakan. Lagu menjadi panggilan untuk siapa saja yang terserang kepedihan mendalam untuk dapat mengikhlaskan semuanya.
Sejauh ini, Danilla telah mempersiapkan sejumlah lagu untuk albumnya yang berikutnya, namun masih dalam bentuk mentah. Saat mendengarkan lagi lagu-lagunya, Danilla merasa semuanya bernuansa sendu. "Jadi, bisa dibilang mungkin di album baru nanti tidak jauh dari "Sarwa" temperamennya,” ucap Danilla.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/placeholder.jpg)