Genta

Dekopi Gaungkan Gerakan Berkeadilan Bagi Petani Kopi dalam International Coffee Day

Buruh tani mengumpulkan biji kopi robusta hasil panennya di kebun Ki Oyo Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (10/5/2017).
 
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memperingati Hari Kopi Dunia atau International Coffee Day (ICD) kesembilan yang jatuh pada 1 Oktober setiap tahunnya, Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) menginisiasi gerakan berkeadilan untuk petani kopi.
 
Dekopi mengusung tema Gerakan Fair Trade Nasional yang ditutup dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Peringatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumatera Utara.
 
“Atas dukungan yang besar itu, kami dari Dekopi ingin membuat gerakan yang berkeadilan bagi para petani, distributor, reseller, hingga konsumen,” ungkap Ketua Dewan Kopi Indonesia Sumatera Utara, Ujiana Sianturi, dalam Rakernas di Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Ia menjelaskan bahwa tujuan gerakan ini dibuat guna memberikan semangat kepada para petani kopi, setelah lepas dari Covid-19 yang melanda, dan perekonimian Indonesia yang tidak stabil hingga harga kopi mahal. Dan Sumatera Utara dipilih menjadi Tuan Rumah pelaksanaan helatan ICD 2023.
 
Harga kopi terbilang mahal tetapi produksi turun, sehingga ini menjadi momentum untuk mengatasi masalah yang ada. “Gerakan Fair Trade Nasional, untuk mensejahterakan petani kopi juga yang bersentuhan dengan kopi, termasuk pelaku UMKM di Indonesia,” kata Ujiana yang juga merupakan Ketua UMKM dan Perempuan Indonesia Maju Provinsi Sumatera Utara itu.
 
Rencananya, Presiden Joko Widodo akan membuka langsung acara yang akan digelar 3 hingga 5 November 2023 ini. Lalu dihadiri juga oleh pejabat setempat, petani kopi, para pelaku usaha kopi (UMKM), koperasi kopi, barista, cupper, assessor kopi, pelajar, mahasiswa, akademisi, dan peneliti.
 
Ia mengungkapkan, kegiatan ini akan bisa meningkatkan produksi kopi, karena akan ada seminar bagaimana cara mengatasi kendala-kendala produksi kopi yang dihadapi petani. Lalu ada juga peluang pasar Amerika Serikat dengan menghadirkan regulasi ekspor (Registar Corp) untuk memasuki pasar Amerika Serikat khusus produk pangan, kosmetik, dan obat-obatan.
 
“Isu kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan Fair Trade akan diseminarkan, nantinya di mana kopi dapat menjadi lokomotif bagi komoditas perkebunan rakyat yang memberi nilai tambah,” ungkap Ujiana.
 
Ia juga berharap agar pemerintah dapat memperhatikan dan membantu petani kopi mengatasi masalah hama yang dapat menurunkan produksi kopi. Selain itu, pupuk juga sangat langka dan mahal.

 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca