Genta

Angga Yunanda Main Film Fantasi Bareng Dua Aktor Taiwan

Aktor Angga Yunanda bersama para cast film Malice, saat konferensi pers di Korea Selatan.
JAKARTA — Aktor muda Indonesia yang sukses perankan berbagai karakter, Angga Yunanda, akan bermain dalam film Malice. Angga akan berhadapan peran dengan dua aktor asal Taiwan, Jieh-Wen King dan Hsueh Shih-Ling.
 
Produksi film ini merupakan kerja sama antara Taiwan, Indonesia, dan Republik Ceko. Hsueh meraih sejumlah penghargaan termasuk dalam filmnya Workers dan Twisted Strings. Lalu baru saja ia meraih Aktor Pendukung Terbaik di Asian Contents Awards Busan untuk serial Disney+ Taiwan “Crime Stories”.
 
Sementara King adalah aktor senior di Taiwan yang karyanya mencakup Goodbye South karya Hou Hsiao-hsien, Goodbye, Ohong Village karya Lim, dan The Great Buddha+.
 
Dan Angga Yunanda adalah aktor, model, dan penyanyi Indonesia yang memulai debut aktingnya lewat sinetron “Malu-Malu Kucing” dan “Mermaid In Love”. Film-filmnya yang sukses mencakup Dua Garis Biru, Cinta Pertama Kedua dan Ketiga, Mencuri Raden Saleh, dan Catatan Si Boy.
 
Para pemain diumumkan hari ini, Senin (9/10/2023), dalam sebuah acara di Festival Film Internasional Busan yang sedang berlangsung. Perusahaan produksi film ini antara lain Tydal Productions dan Aview Images dari Taiwan, Lonely Production dari Republik Ceko, dan Kawankawan Media dari Indonesia.
 
Kredit produksi diberikan kepada Ivy Yu-Hua Shen (Dostojee), Michal Sikora (Kanya) dari Lonely Productions, Kuek Shee Heng (Little Blue) dari Aview Images, dan Yulia Evina Bhara dari Kawankawan, yang kreditnya mencakup Tiger Stripes, Autobiography, dan pemutaran perdana Busan saat ini 24 Jam Bersama Gaspar.
 
Malice merupakan film fantasi bertema laut, dan merupakan yang pertama di Asia. Film ini berkisah tentang tiga pria yang menaiki perahu tombak terakhir untuk mencari ikan todak yang telah punah. Namun, karena dihantui oleh bayang-bayang masa lalu yang kejam, obsesi mereka menjadi malapetaka bagi mereka.
 
Ditulis oleh Hsieh Chia-Hsin, produksi ini telah menerima dana dari pemerintah Taiwan, serta menyelesaikan proyek pasar dan laboratorium. Produksinya sebagian akan difilmkan di Malaysia, di akuarium besar di Studio Iskandar Malaysia.
 
Sutradara Lim Lungyin mempelajari pembuatan film di Republik Ceko dan membuat debut fiturnya dengan Ohong Village, yang memenangkan Hadiah CIPUTTI di Festival Film Torino, dan juga diputar di festival film Jeonju, Mannheim-Heidelberg, dan Taipei.