Studi: 4 dari 10 Ortu Cemas saat Anak Masuk Kuliah
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para orang tua rupanya merasakan kekhawatiran yang lebih banyak ketika anak-anak mereka bersiap untuk memasuki jenjang kuliah. Sebanyak hampir separuh (43 persen) mengkhawatirkan kesehatan mental anak-anak mereka, menurut temuan penelitian.
Dr Naveen Puri, juru bicara Bupa Family+, yang telah meluncurkan panduan untuk membantu mereka yang memulai tahap kehidupan baru ini, mengatakan semua orang tua mengkhawatirkan anak-anaknya, berapa pun usia mereka.
“Tetapi hal ini bisa menjadi sangat sulit ketika mereka pindah untuk pertama kalinya dan menjadi lebih mandiri dan Anda tidak lagi berada di dekat mereka untuk membantu mereka,” kata Dr Puri, seperti dilansir dari laman Mirror, Kamis (21/9/2023).
Dr Puri melanjutkan bahwa sebagai seorang anak, dan bahkan dewasa muda, ketika sedang tidak sehat atau mempunyai masalah kesehatan, orang tua sering kali menjadi pihak pertama yang harus dihubungi, atau bahkan orang pertama yang mengetahui ada sesuatu yang tidak beres.
Mereka biasanya yang mengarahkan Anda ke arah yang benar, mengatur janji temu, dan mengatur pengobatan yang mungkin Anda perlukan.
Alasan lain yang membuat para ayah dan ibu merasa resah ketika anak mereka mulai mengenyam pendidikan tinggi adalah karena mereka merasa kesepian jauh dari rumah (43 persen), atau tidak mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang (38 persen).
Kemudian hampir seperempat (23 persen) khawatir anak-anak mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika merasa tidak sehat, atau mungkin mengabaikan peringatan kesehatan fisik yang bisa berakibat serius.
Hasilnya, empat dari sepuluh (41 persen) dari 2.000 orang tua yang disurvei, dengan anak-anaknya sedang belajar, baru saja melanjutkan ke universitas, atau baru berencana, mengakui bahwa mereka merasa cemas dengan babak baru tersebut.
Meskipun 56 persen orang tua merasa gembira dengan anak-anak mereka, hampir dua pertiga (64 persen) yang sudah mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak mereka, mengaku kurang tidur karena khawatir akan cara mereka menghadapi kondisi jauh dari rumah.
Salah satu alasan utama kekhawatiran ini adalah karena mereka takut putra atau putri mereka merasa “tak terkalahkan”, dan percaya bahwa tidak ada hal buruk yang akan terjadi pada mereka, menurut 53 persen responden.
Namun, 55 persen berpendapat bahwa mereka akan tetap menjadi orang pertama yang dimintai nasihat oleh anak-anak mereka jika merasa tidak sehat, sebelum berkonsultasi dengan dokter setempat (13 persen), atau mencari nasihat online (12 persen).
Studi ini juga menemukan bahwa sebelum mereka pindah, 63 persen orang tua akan mengajari anak mereka cara mengelola keuangan, sementara 59 persen memberikan tips cara memasak makanan sehat.
Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan melalui OnePoll, mengungkapkan bahwa anak perempuan dianggap lebih cenderung menjaga kesehatan fisik (43 persen) dan mental (41 persen) dibandingkan anak laki-laki (13 persen dan 11 persen).