Rana

Aksi Kepedulian Lingkungan Perusahaan Tambang Nikel Diapresiasi Pemerintah

Ceria

Perusahaan pertambangan ditantang untuk bisa tetap memperhatikan lingkungan lewat penerapan prinsip environmental, social and governance (ESG). Perusahaan yang berhasil menjawab tantangan itu pun diapresiasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Apresiasi melalui Good Mining Practice (GMP) Award 2024 itu pun berhasil diraih oleh sebuah perusahaan pertambangan nikel bernama PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria).

Dalam ajang itu, perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara tersebut berhasil meraih penghargaan pratama.

Baca Juga: Taat Aturan Menyoal Lingkungan, KLHK Beri Penghargaan Proper Biru untuk GRP

Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama, Yusram Rantesalu mengatakan, perusahaan cukup bangga atas penghargaan ini. Sebab, Ceria selama ini konsisten menerapkan good mining practice dan prinsip ESG.

Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) di hilirisasi nikel, Ceria telah menetapkan rodmap untuk menghasilkan green nickel product dan menjadi pemain yang kompetitif di pasar nikel dan industri baterai Electric Vehicle (EV) global. Karena itu, penerapan ESG di seluruh kegiatan Ceria menjadi hal yang fundamental.

“Penghargaan ini sangat berarti bagi Ceria yang saat ini sedang dalam tahap akhir penyelesaian proyek smelter. Penghargaan ini adalah bentuk nyata dari kerja keras tim kami dan mitra-mitra kami, serta masyarakat yang mendukung operasional kami. Ini memotivasi kami untuk terus mengutamakan standar ESG sebagai inti dari setiap keputusan operasional kami,” ujar Yusram Rantesalu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Pilih Olahraga Sesuai Minat untuk Jaga Pola Hidup Sehat

Ia menekankan, perusahaan optimis, dengan dukungan pemerintah dan tim, Ceria akan mampu berkontribusi dalam perekonomian nasional sekaligus menjadi salah satu barometer dalam hilirisasi nikel di Indonesia.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya penerapan prinsip ESG pada subsektor pertambangan untuk keberlanjutan usaha dan meningkatkan daya saing, termasuk memberikan kesadaran bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu aspek fundamental yang diperlukan dalam masa transisi energi dan ramah lingkungan.

“Konsensus global, khususnya terkait isu-isu penting seperti perubahan iklim dan target Net Zero Emission atau NZE harus diimbangi pengembangan metode pertambangan yang ramah lingkungan serta pengurangan emisi dengan pemanfaatan energi terbarukan pada kegiatan pertambangan,” ungkap Bahlil.