Genta

New Live Entertainment Terapkan Royalti Pencipta Lagu Dimulai dari Pembelian Tiket

Konferensi pers Circus Concerto - Music, Attraction, Illusion di CGV FX Sudirman, Jakarta, Jumat (25/8/2023). Dok Rahma Sulistya
Konferensi pers Circus Concerto - Music, Attraction, Illusion di CGV FX Sudirman, Jakarta, Jumat (25/8/2023). Dok Rahma Sulistya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Founder & Creative Director New Live Entertainment, Dino Hamid, menagaskan mulai mencoba untuk menerapkan performing rights sejak pertama penonton membeli tiket. Artinya, biaya tiket yang dibeli penonton sudah termasuk royalti untuk sang pencipta lagu-lagu yang dimainkan dalam konser.

Secara undang-undang, aturan terkait ini sudah gamblang dijelaskan, begitu juga dalam aturan internasional. Karena selama ini prosesnya selalu dilakukan di belakang, ini agak membuat ruwet, sehingga Dino berinisiatif untuk membuat hitung-hitungan royalti ini sejak awal.

“Jadi sekarang kita coba pertama kali di depan, masukin dua persen di depan. Nanti hasilnya saya berikan ke pihak yg punya kapabilitas dan tanggung jawab disitu, yaitu LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional),” papar Dino dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dino yang juga merupakan Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), mulai menerapkan aturan ini pada konser Circus Concerto — Music, Attraction, Illusion, yang akan digelar di Jiexpo Convention Center and Theatre pada 7 dan 8 Oktober 2023, menampilkan Noah di hari pertama dan BCL di hari kedua.

Baik dari tim Noah maupun BCL, sudah dijelaskan terkait hal ini karena memang Dino ingin lebih disiplin menyoal royalti, apalagi kasus terkait hal ini juga sedang ramai terjadi di beberapa band. “Makanya, saya bilang ke tim BCL, lagu itu penciptanya siapa, jadi didata itu yang kita berikan ke LMKN,” papar Dino.

Setelah didata, nantinya yang akan mendistribusikan royalti tersebut ke pencipta lagu, adalah LMKN. Memikirkan royalti sejak penjualan tiket, menjadi solusi juga dalam era digital ini, serta memberikan contoh bagi penyelenggara acara lainnya bahwa penampil dan pencipta lagu memiliki hak yang berbeda.

“Jadi ini how to deliver si kewajiban atas performing rights. Gimana supaya clear di depan? Makanya untuk penonton, harga tiket udah saya masukan performing rights yang dua persen. Jadi penonton itu membeli tiket penyanyinya berikut juga membayarkan lagu-lagu yang dibawakan musisinya,” papar Dino lagi.

Yang juga baru diterapkan oleh New Live Entertainment adalah perizinan satu pintu, di mana ini dilakukan secara daring. Berawal dari dua tahun pandemi, ia bersama rekan promotor lain membuat asosiasi satu visi untuk event saat itu. Salah satu visinya adalah perizinan satu pintu.

“Jadi alhamdulillah didengar Pak Presiden, langsung diperintahkan. Sebelas September ini sebagai operator ada Telkom dan Bank Mandiri, di-support seluruh stakeholders, kepolisian dan lainnya, di-trial 11 September ini. Event ini, jadi yang pertama akan melakukan konsep in trial perizinan satu pintu itu,” ucap Dino.

Hanya dengan sekali unggah, lalu menunggu tujuh hari kerja, izinnya keluar, lalu muncul harga, dan tinggal dibayarkan. “Saya sudah meeting dengan pihak Telkom sebagai operator development sistemnya, dan pihak bank sebagai supporting juga, agar project ini jadi percontohan untuk format tersebut,” kata Dino.

Circus Concerto — Music, Attraction, Illusion merupakan konser dengan konsep musik yang dipadukan dengan atraksi dan ilusi. Ini bisa dikatakan sebagai yang pertama pernah ada di Indonesia, dan original semua ide dibedah oleh New Live Entertainment.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Instagram dan Tiktok @filmusiku