Ayah Justin Bieber Geram LGBT Sudah Mengambil Alih Kota dan Sekolah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramai perilaku amoral The 1975 saat manggung di Malaysia, yang menyatakan kebenciannya pada pemerintah Malaysia yang punya aturan menyoal LGBT. Sikap mereka seolah mengkampanyekan agar LGBT diterima di negara mayoritas Islam itu.
Lantas apa semua musisi dunia peduli dengan propaganda LGBT? Musisi Justin Bieber pernah berbicara tentang pandangannya, yang mengatakan bahwa penyimpangan seksual itu tidak dibenarkan. Ia juga pernah menolak tawaran untuk memerankan karakter gay.
Ternyata sikapnya ini sejalan dengan sang ayah, Jeremy Bieber, yang pada Juni 2023 lalu menulis cuitan tentang pride month. “Jangan lupa berterima kasih kepada mereka yang straight atas keberadaan kalian,” tulis Jeremy.
Tentu saja pernyataan itu dianggap sebagai bentuk sikap anti-LGBT. Seketika pula banyak orang menganggapnya homofobia, karena pada saat ini, jika seseorang menyatakan tidak mendukung LGBT akan langsung dianggap homofobia.
Seperti Jeremy yang kemudian diserang habis-habisan oleh banyak orang. Tapi segera setelah itu, Jeremy kembali memberi klarifikasi bahwa unggahannya adalah untuk mengakui keberadaan sebuah keluarga.
“Dan sebelum kalian mengatakan saya meninggalkan anak saya, silahkan lanjutkan! Itu adalah narasi lama yang kembali digaungkan! Itu konyol dan tidak terjadi. Sekarang unggahan saya mungkin terdengar buruk tetapi tidak menjadikan saya membenci mereka atau homofobik,” kata Jeremy.
Ia mengaku hanya khawatir dengan pengambilalihan kota dan sekolah secara berbahaya oleh kampanye LGBTQ. Dan hal ini juga telah menjadi perhatian banyak orang. Bagi dia, semua orang memiliki kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan pendapatnya.
“Ada tempat untuk semua orang, dan pendapat semua orang! Itu tidak sama dengan kebencian! Saudaraku gay dan aku menghormatinya. Cintai siapa pun yang kamu inginkan, itu urusanmu bukan urusanku,” ungkap Jeremy lagi.