Ajakan Lestarikan Gajah Melalui Komik Strip
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi gajah sumatra saat ini semakin terancam. Populasi satwa tersebut kian menurun, baik oleh perburuan untuk diambil gadingnya, dibunuh karena dianggap hama perkebunan dan pertanian, juga karena habitat yang hilang atau menurunnya kualitas habitat.
Populasi gajah sumatra di alam diketahui tidak mencapai 2.000 individu. Mereka hidup dalam sejumlah kantong pada wilayah dataran tinggi hingga dataran rendah (pesisir), mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, dan Bengkulu.
Salah satu kantong gajah di Sumatra Selatan berada di Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tercatat sedikitnya 48 individu gajah liar hidup di salah satu bagiannya, yakni kantong Sugihan-Simpang Heran, yang terbagi bagi dalam empat kelompok atau keluarga.
Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran bagian dari Lanskap Padang Sugihan, yang terdiri empat kantong gajah liar yakni kantong Cengal, Penyambungan, Sebokor, dan Sugihan-Simpang Heran. Luasnya mencapai 232.338,71 hektar. Sekitar 127 individu gajah liar yang hidup di Lanskap Padang Sugihan.
Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran sangat penting bagi masa depan gajah sumatra. Sebab sejak proyek transmigran yang pemerintah lakukandi Air Sugihan pada 1982, sering kali terjadi konflik manusia dengan gajah. Hingga manusia dan gajah mengalami kerugian atau menjadi korban.
Sebagai upaya melindungi gajah, organisasi nirlaba Belantara Foundation melakukan edukasi dan kampanye digital mengenai gajah dan manusia yang hidup harmonis. Komik strip di Instagram dihadirkan mulai Januari hingga Maret 2023, berkolaborasi dengan komikus Fabianus Bayu, Iqbal Hariadi, dan Muhammad Akmal.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna, mengatakan bahwa edukasi dan kampanye digital ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Khalayak perlu tahu bahwa keberadaan gajah sumatra punya peran penting bagi keseimbangan ekosistem.
Populasi gajah menjadi indikator lingkungan yang penting dalam pengelolaan kawasan hutan. Di beberapa kawasan hutan, gajah berperan penting sebagai penyebar biji tumbuhan. Kampanye juga menguatkan program "Living in Harmony: Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah".
Program itu dilakukan Belantara Foundation bersama lembaga swadaya masyarakat lokal, Forest Wildlife Society, dan Rumah Sriksetra. Program konservasi yang mencoba mewujudkan harmonisasi dan koeksistensi kehidupan gajah dan manusia di Lanskap Padang Sugihan itu juga didukung oleh APP Sinar Mas dan Keidanren Nature Conservation Fund (KNCF).
"Belantara Foundation berharap kegiatan edukasi dan kampanye digital dapat meningkatkan penyadartahuan dan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan gajah dan habitatnya, khususnya di Lanskap Padang Sugihan. Selain itu, Belantara juga memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai mitigasi konflik gajah dan manusia," ujar Dolly yang juga merupakan pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Fabianus Bayu mengatakan bahwa kegiatan kolaborasi antara bidang konservasi alam dan bidang kreatif amat banyak diperlukan. Hal yang jadi tantangan adalah disinformasi dan tren yang bertentangan dengan konservasi alam namun dilakukan oleh kreator konten melalui media sosial.
"Semoga melalui pembuatan komik kolaborasi ini bisa ikut menyediakan media edukasi yang nantinya bisa diakses oleh siapa saja yang tertarik menyebarkan pesan konservasi alam. Atau memicu kreator lain untuk membuat versi terbaiknya lewat media dan style masing-masing," kata Fabianus lewat pernyataan resminya.
Iqbal Hariadi, salah satu penggagas akun ilustrasi seni @Biologeek, mengatakan bahwa sebenarnya banyak sekali generasi muda yang peduli akan pentingnya konservasi alam dan lingkungan. Begitu juga satwa kunci seperti gajah sumatra. Hanya saja, sebagian besar belum ikut berpartisipasi.
"Kami dari Biologeek sangat senang dan bangga dapat berkolaborasi dengan Belantara Foundation dalam kampanye digital untuk mengenalkan gajah sumatra dan habitatnya di Lanskap Padang Sugihan. Semoga ke depannya, akan lebih banyak generasi muda yang memahami pentingnya aksi konservasi melalui cara yang menyenangkan," ungkap Iqbal.