Lentera

Suka Meditasi? Ternyata Ada Manfaatnya untuk Kesehatan Usus

Foto ilustrasi seorang perempuan sedang bermeditasi. (Dok: Freepik)
Foto ilustrasi seorang perempuan sedang bermeditasi. (Dok: Freepik)

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manfaat meditasi bagi kesehatan mental, mulai dari menenangkan kecemasan hingga mengurangi stres, sudah banyak diketahui. Selain itu, ada dampak fisik yang nyata dari meditasi, yakni bisa meningkatkan kesehatan usus.

Sebuah penelitian, yang baru-baru ini diterbitkan di BMJ General Psychiatry, mempelajari biksu Tibet serta penduduk setempat di sana. Penelitian menemukan bahwa peserta studi yang bermeditasi secara teratur telah memperkaya bakteri usus secara signifikan.

Artinya, orang yang bermeditasi memiliki mikrobioma usus yang lebih baik daripada mereka yang tidak. Dua bentuk bakteri usus yang baik, Megamonas dan Faecalibacterium ditemukan dalam peserta penelitian yang bermeditasi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Varian mikrobioma usus yang lebih baik itu terkait dengan penurunan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan penyakit jantung. Manfaat lain termasuk peningkatan fungsi kekebalan tubuh. Sampel darah juga menunjukkan para biksu memiliki kadar kolesterol lebih rendah daripada kelompok kontrol.

"Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa meditasi memainkan peran positif dalam kondisi dan kesejahteraan psikosomatis," kata para peneliti melalui studinya, dikutip dari laman Metro.

Hasil demikian juga mendukung penelitian sebelumnya, yakni metaanalisis pada 2017 silam. Studi terdahulu itu menunjukkan bahwa meskipun stres dapat mengganggu fungsi usus, meditasi dapat membantu mengatur respons tubuh terhadap stres.

Cara lain meningkatkan kesehatan usus yakni dengan mengonsumsi makanan kaya prebiotik. Contohnya seperti artichoke, bawang putih, bawang merah, daun bawang, asparagus, pisang, oat, apel, biji rami, dan kakao.

Makanan kaya probiotik seperti yogurt Yunani, kefir, asinan kubis, cokelat hitam, sup miso, acar, dan kimchi juga membantu. Cara lain yakni makan makanan kaya polifenol (kakao, teh hijau, beri, dan tomat), rempah-rempah, serta makanan yang bervariasi.

Semua itu bermuara pada hubungan antara otak dan usus, yang juga dikenal sebagai sumbu usus-otak. Oleh karena itu, praktik meditasi dan mindfulness yang dapat memengaruhi fungsi atau struktur otak akan berdampak langsung pada usus.

Namun, perlu diperhatikan bahwa biksu Tibet berlatih meditasi Ayurveda setidaknya dua jam sehari. Banyak yang sudah melakukannya selama 30 tahun, sesuatu yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan orang.

Tetap saja, praktik meditasi dengan intensitas berapa pun masih layak untuk dicoba. Supaya latihan meditasi bisa berhasil, buang jauh-jauh ekspektasi yang muluk-muluk. Mulailah dari intensiras ringan, menjajal berbagai jenis meditasi, belajar menerima (dan mengalihkan) pikiran dan gangguan, serta bersabar dalam menjalaninya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Menulis untuk mengabadikan kenangan.