Lentera

Belanja Produk Lokal Bisa Berdampak pada Pengurangan Polusi

Ilustrasi buah dan sayur. (Dok Pexels)
Ilustrasi buah dan sayur. (Dok Pexels)

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membeli bahan makanan dan produk lokal bisa berdampak terhadap pengurangan polusi. Hal itu disampaikan oleh salah satu pendiri bisnis sosial berbasis komunitas Food Sustainesia, Klaudia Roseline.

Food Sustainesia berfokus pada pembangunan ekosistem yang menghadirkan konten audio visual, kampanye, dan platform pendidikan. Tujuannya adalah mengajak kaum muda sebagai konsumen makanan untuk membuat pilihan yang lebih baik setiap hari.

Klaudia menjelaskan, polusi dihasilkan dari hampir semua proses, termasuk proses industri, proses bercocok tanam, dan transportasi. Bentuk dan nama polutan bermacam-macam, seperti karbon dioksida dan nitrogen oksida, tapi yang jelas semua menyebabkan polusi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketika manusia memproduksi sesuatu, ada tambahan ‘produksi’ yang dihasilkan, yaitu polutan. Ketika terkumpul menjadi sangat banyak, polutan itu menyelubungi sekeliling bumi, sehingga menjadi semacam selimut polusi, memicu sensasi panas dan gerah

"Bumi yang "kepanasan" menyebabkan perubahan iklim, yang dampaknya akan semakin parah, jika tidak segera diatasi. Lihat saja, musim di negara kita bergeser menjadi tidak jelas. Suhu udara naik-turun tidak menentu," kata Klaudia lewat pernyataan resminya.

Agar tingkat polusi berkurang, sebaiknya seseorang mengonsumsi makanan rendah polusi, yaitu bahan makanan yang punya jejak karbon rendah. Polusi yang mengandung karbon dihasilkan dari setiap langkah proses produksi makanan. Mulai dari pengolahan lahan, penanaman, memanen, mengemas, hingga transportasi dan distribusi.

Rantai proses hingga makanan sampai ke meja makan sangat panjang. Jika rantainya bisa dipotong sehingga menjadi lebih pendek, makanan itu secara otomatis jadi rendah polusi. Dia mengimbau banyak orang untuk belanja produk bahan pangan lokal untuk mengurangi jejak karbon, sekaligus menyejahterakan petani dan pedagang lokal.

Namun, yang dimaksud bahan pangan lokal bukan berarti membeli produk dari daerah yang lokasinya jauh, meski sama-sama di Indonesia. Lokal berarti membeli dari sekitar, dari sumber yang jaraknya dekat, sekaligus memanfaatkan bahan pangan setempat.

Bahan makanan yang sehat dan tinggi serat, yaitu sayur dan buah, ditanam dengan cara yang ramah lingkungan sehingga tergolong rendah karbon. "Bandingkan dengan bahan makanan yang menyumbangkan emisi karbon terbesar, yaitu daging sapi, yang menghasilkan polusi tinggi yang mengganggu kesehatan lingkungan," tutur Klaudia.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Menulis untuk mengabadikan kenangan.