Getaran Jiwa dari Seniman Chiharu Shiota

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tali-temali merah menjuntai dari langit-langit. Kelindan simpulnya berjalin dengan aneka koper yang diletakkan sedemikian rupa. Ada kesan janggal, misterius, hingga magis yang dihasilkan dari kombinasi tersebut.
Rangkaian demikian hadir dalam instalasi seni bertajuk "Accumulation–Searching for the Destination". Karya merupakan ciptaan perupa asal Jepang, Chiharu Shiota. Pameran tunggalnya, "Chiharu Shiota: The Soul Trembles", hadir di Museum MACAN, Jakarta.
Penikmat seni bisa mengunjungi pameran hingga 30 April 2023. Museum MACAN menjadi satu-satunya lokasi penyelenggaraan di Asia Tenggara. Sebelumnya, pameran hadir di Mori Art Museum (Jepang), Busan Museum of Art (Korea Selatan), Taipei Fine Arts Museum (Taiwan), Long Museum (Tiongkok), dan Queensland Art Gallery, Gallery of Modern Art (Australia).
Sejumlah karya ikonik dari Chiharu Shiota dikurasi oleh Mami Kataoka selaku Direktur Mori Art Museum di Tokyo. "The Soul Trembles" menampilkan ratusan karya dari hampir 30 tahun praktik seni Shiota sejak tahun 1990-an, termasuk instalasi berskala besar, patung, video performans, fotografi, dan desain panggung.
Lahir pada 1972 di Osaka, Jepang, Shiota menempuh pendidikan di Universitas Kyoto Seika untuk belajar melukis pada 1992. Setelah menjalani tahun formatif di Canberra School of Art dari 1993-1994, dia mengabaikan seni lukis untuk mendalami seni performans dan instalasi.
Shiota kemudian menetap di Berlin, Jerman, sejak 1999 untuk mengembangkan praktik berkeseniannya di ranah internasional. Pameran "Chiharu Shiota: The Soul Trembles" menampilkan karya yang berangkat dari pengalaman personal sang perupa.
Pameran mengeksplorasi gagasan identitas sosial dan budaya seperti etnisitas, kewarganegaraan, dan agama, serta tema-tema universal seperti dinding, jendela, batas-batas, kekosongan, dan eksistensi. Karya Shiota memberikan bentuk pada kesadaran manusia dan pengalaman yang bersifat nonfisik seperti ingatan, pemikiran, ketakutan, mimpi, dan keheningan.
Dikenal dengan seri instalasi megah yang terbuat dari benang berwarna merah dan hitam yang membentang ke segala penjuru ruangan, pengunjung akan menjumpai objek-objek metaforis dan sugestif. Sang perupa menghadirkan celah yang sempit antara mimpi dan realita, juga kehidupan dan kematian.
"Ini adalah pameran tunggal pertama saya di Indonesia. Saya ingin terhubung dengan orang-orang di Jakarta dan membawa mereka merasakan sesuatu yangberbeda dari kehidupan sehari-hari. Saya rasa seni adalah bagian penting dari hidup kita," kata Chiharu Shiota melalui pernyataan resminya.
Direktur Mori Art Museum, Mami Kataoka, senang bisa menghadirkan dan membagi pameran Shiota dengan Museum MACAN dan audiensnya. Terlebih, setelah dunia melalui pandemi Covid-19 dan usai pameran berkeliling ke sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik.
"Banyak orang dari berbagai negara yang jiwanya sangat tersentuh lewat pameran ini, dan saya yakin "The Soul Trembles" akan memberikan dampak yang serupa kepada pengunjung Museum MACAN," ujar Kataoka.
Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, menyebut pameran tersebut layak dinikmati secara langsung. Menurut Aaron, keseluruhan pengalaman saat melihat karya Chiharu Shiota sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata.
"Instalasinya yang menakjubkan, menyelimuti, dan menyeluruh, membuka sebuah ruang bagi pengunjung untuk merefleksikan hidup mereka masing-masing, dan merenungkan ide-ide yang sangat intim mengenai jiwa, emosi, dan eksistensi," ungkap Aaron.
Selama pameran "Chiharu Shiota: The Soul Trembles", museum akan menghadirkan area khusus yang berjudul "Mini Museum of Memories". Pengunjung bisa berefleksi, bermain, dan mengambil bagian di ruangan yang merespons salah satu karya Shiota, "Connecting Small Memories" (2019).
Tiket untuk berkunjung ke pameran "Chiharu Shiota: The Soul Trembles" sudah tersedia di situs resmi Museum MACAN serta mitra tiket GoTix, Klook, Tiket.com, dan Traveloka. Pengunjung yang datang ke museum wajib menaati protokol kesehatan yang berlaku.
