Konsep Baru di Playground Miniapolis Plaza Indonesia

Anak-anak sedang bermain di Miniapolis Plaza Indonesia. (Dok Shelbi Asrianti)

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Libur akhir tahun sudah menjelang. Bagi keluarga yang belum tahu akan pelesiran ke mana, Miniapolis Plaza Indonesia bisa menjadi alternatif tempat untuk bermain. Lokasinya ada di lantai tiga mal Plaza Indonesia, Jakarta.

Area playground Miniapolis Plaza Indonesia kini mengusung konsep baru. Tempat bermainnya tampil dengan wajah yang lebih segar dengan dekorasi warna-warna pastel serta didominasi oleh bahan kayu. Suasananya terkesan hangat dan sangat Instagramable.

Head of Operations Miniapolis, Prettny Hartono, menjelaskan bahwa Miniapolis adalah taman bermain untuk keluarga dengan sasaran utama anak usia nol sampai 12 tahun. Miniapolis dirancang khusus sesuai dengan imajinasi dunia anak-anak dengan pilihan permainan yang unik.

Scroll untuk membaca

Semuanya bisa bermanfaat melatih kemampuan motorik dan sensorik anak, sekaligus merangsang kreativitas anak. Ada permainan trampolin, area mandi bola raksasa, juga permainan seperti ayunan, papan seluncur, dan jungkat-jungkit.

Terdapat sekitar sembilan jenis permainan roleplay yang membangkitkan imajinasi anak, seperti area berkebun, laundry, toko kelontong, hingga gerai kuliner seperti gerobak pizza, es krim, dan lainnya. Anak-anak bisa bermain menjadi penjual dan pembeli di sana.

Selain itu, ada wahana baru bernama Imaginarium. Ada juga sejumlah program kegiatan edukasi yang diberikan gratis untuk anak-anak setiap akhir pekan. Miniapolis membuka kelas memasak, berkebun, art & craft, juga pertunjukkan sulap, balloons art, magic science show, menyanyi, dan masih banyak lainnya.

Prettny mengatakan, Miniapolis selalu berusaha menyelaraskan playground yang dihadirkan dengan kebutuhan anak. "Kami selalu berevolusi sesuai perkembangan zaman karena kebutuhan anak di setiap era berbeda-beda. Kami berdiri 14 tahun lalu dan sampai sekarang terus mengikuti perkembangan zaman. Mencari hype yang bagus tanpa mengurangi unsur edukasi," ungkap Prettny.